MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Salat yang benar tidak hanya bertujuan untuk sekadar memenuhi ketaatan kepada Allah semata, tetapi juga harus memberikan dampak bagi diri dan masyarakatnya.
Karena itu Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Anhar Anshori menyebut bahwa menunaikan salat berbeda dengan mendirikan salat.
Menurutnya, seorang muslim bisa saja telah menunaikan salat tapi belum tentu berhasil mendirikannya. Kesuksesan mendirikan salat adalah tampak dari perilaku dan perangainya yang membuat aman setiap orang dan memberikan manfaat pada orang lain.
Memberi contoh, Anhar Anshori dalam Pengajian Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ahad, (17/1) mengungkapkan kritikan yang sering disampaikan oleh Kiai Ahmad Dahlan, yaitu adanya orang yang tetap celaka meski telah menunaikan salat sebagaimana termaktub dalam Surat Al-Ma’un.
“Karena salat memiliki daya yang luar biasa. Sebab sesungguhnya salat punya fungsi universal. mencegah setiap dimensi kemungkaran baik tingkat yang kecil hingga tingkat yang besar yang dapat mengubah iman kita menjadi kafir,” jelasnya.
Di dalam Alquran, penekanan mendirikan salat lebih utama daripada sekadar menunaikannya. Anhar menyatakan penekanan itu terutama dalam penggunaan kata ‘inna’ atau ‘innama’ di dalam ayat Surat Al-Ankabut ayat 45 yang berbunyi bahwa Salat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
“Ayat ini dimulai dengan harful ‘adatul hasyr. Mengawali informasi penting agar mendapat perhatian serius, dimulai dengan inna atau innama,” jelasnya.
Karena itu, Anhar berpesan agar setiap muslim terutama warga Muhammadiyah memperhatikan salatnya agar berbekas dalam perilaku dan kepribadian hidup yang memberi manfaat bagi orang lain.
“Kemunkaran adalah semua sikap dan tindakan, keputusan yang bersifat batiniah maupun zahiriyah,” imbuhnya. (afn)
Hits: 3