MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL – “Saya senang sekali bisa meninjau salah satu shelter dari lima shelter yang dibangun oleh warga Muhammadiyah di Yogyakarta ini termasuk di Kabuaten Bantul. Ini sangat konkrit dan sangat representatif untuk penampungan sementara untuk para penyandang covid-19. Saya kira untuk kualifikasinya tidak hanya untuk OTG tetapi yang bergejala ringan juga dimungkinkan kalau nanti dalam keadaan terpaksa atau darurat,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kamis (18/2).
Meski memberi kesan positif, Muhadjir tidak berharap shelter ini ramai walaupun seluruh fasilitas yang ada sudah sangat baik.
“Tetapi kalau akhirnya harus ada, mohon dilayani dengan sungguh-sungguh dengan standar pelayanan medis yang sudah berlaku dan saya lihat sudah disiapkan dengan baik,” kata dia.
Menurutnya, seluruh fasilitas di Shelter Gose ini sangat lengkap. Mulai dari cara penerimaannya, cara perawatannya, kemudian kegiatan-kegiatan tambahan pendukung termasuk juga tata cara untuk pembuangan limbah akhir semuanya sudah memenuhi standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan Kemenkes.
“Patut saya garis bawahi disini penderita covid-19 tidak hanya bisa memanfaatkan momentum yang sangat tidak enak itu untuk kepentingan yang lebih bermanfaat seperti halnya pengajian atau pesantren covid-19. Dan ini penting karena sebenarnya faktor ketenangan, kestabilan mental. Jauh dari stress itu menjadi andil besar apakah mereka yang terkena covid-19 itu bisa sembuh atau tidak,” terangnya.
Maka, lanjut Muhadjir, kalau para pasien covid-19 masuk pesantren dan mentalnya dipersiapkan dengan baik menghadapi covid-19 itu sekaligus dia juga belajar pengalaman pengetahuan keagamaan selama mengalami covid itu mudah-mudahan justru bisa menaikkan imunitasnya juga menaikkan kadar ketaqwaan kepada Tuhan YME.
Menurutnya konsep pesantren ini sangat bagus. “Saya kira bagus ya, pesantren kilat covid-19,” pungkasnya.