MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Persyarikatan Muhammadiyah berduka dengan wafatnya Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Hj.Siti Muslimah Widyastuti pada Rabu pagi (9/8). Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah menyampaikan belasungkawanya dalam Takziah yang dilakukan secara virtual lewat zoom meeting.
Dalam membuka sambutannya Haedar Nashir mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Semoga beliau khusnul khotimah, diampuni kesalahannya, diterangkan kuburannya. Serta kelak memperoleh tempat yang terbaik di jannatunnaim dalam rengkuhan rida dan karunia Allah,” buka Haedar.
Mengenang almarhum, Haedar Nashir mengungkapkan tiga fase perjumpaan dengan Prof. Wiwik. Pertama yaitu sejak akhir tahun 70-an di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Kemudian di Aisyiah dan berlanjut di Muhammadiyah dan diberikan kepercayaan menjadi ketua di Majlis Ditilitbang.
“Hal tersebut menjelaskan bahwa almarhumah merupakan sosok yang ingin berbagi ilmu amal dan kebaikannya lewat persyarikatan.” Tutur Haedar yang didampingi oleh Ketua PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini.
Kedua, Prof. Wiwik merupakan salah satu pendiri Yayasan Annisa Swasti sebagai LSM Perempuan muslim yang berkemajuan. beliau merupakan sosok pelopor dari pergerakan Perempuan muslim yang kemajuan. Kepeloporannya dalam gerakan tersebut telah dilakukan sejak awal 80-an.
Ketiga, persaudaraan yang lebih mengeluarga. Karena dari orang tua yang sudah bersahabat, menjadikan rasa kekeluargaan itu terbentuk dalam relasi yang mana membuat beliau lebih dekat dengan almarhumah.
Pada kesempatan ini, Haedar juga mengajak kepada seluruh tamu yang hadir melalui ruang virtual untuk senantiasa memperbanyak bekal sebelum kematian menjemput. Kematian tidak boleh hanya diratapi, melainkan juga harus diambil ibrahnya.
“Kematian adalah rahasia dan hidup itu dalam kerangka keislaman harus selalu bermakna, maka harus kita ambil ibrah dari setiap kita ziarah kubur, untuk kita terus memupuk bekal kebaikan dan segala apa yang telah kita miliki sedikit apapun dengan banyak keikhlasan, dengan kesabaran, dengan kesungguhan,” Ucap Haedar
Sementara itu, Salmah Orbayinah, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah juga menyampaikan kenangannya bersama Prof. Wiwik. Dalam perjumpaan dengan Prof. Wiwik, Salmah mengaku bahwa almarhumah merupakan sosok perempuan berkemajuan yang setiap geraknya mengarah pada perubahan pada Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah.
“Kehadiran beliau telah memberikan perubahan yang sangat signifikan kearah yang berkemajuan dalam pengelolaan Perguruan Tinggi Aisyiah di seluruh Indonesia. beliau memberikan kontribusi yang besar pada organisasi aisyiah, menjadi orang yang disiplin dan bersifat professional. Semoga apa yang dilakukan menjadi amal jariyah bagi beliau,” ungkapnya.
Di kacamata Salmah, Prof. Wiwik merupakan sosok yang ramah, kuat dan memiliki kompetensi. Keterlibatannya di berbagai lembaga menunjukkan bahwa beliau merupakan sosok yang dihormati di berbagai PTA. Tidak hanya di internal Persyarikatan Muhammadiyah, kompetensi almarhumah juga sangat dihargai di Universitas Gadjah Mada.
Senada dengan itu, Ketua Majelis Diktilitbang, Bambang Setiadji juga bersaksi atas keteguhan, keuletan, dan ketangguhan Prof. Wiwik. Tempaan perkaderan di IPM, imbuh Prof. Bambang, membekas pada laku hidupnya yang dibawah sampai ajal menjemput. Hematnya, seluruh hidup Prof. Wiwik didedikasikan untuk umat, bangsa, dan kemanusiaan.
Hits: 343