MUHAMMADIYAH.OR.ID, LEBANON— Kesusasteraan membangun manusia dan kebudayaan, bahkan tidak ada satupun bangsa di dunia ini yang maju tanpa kebudayaan dan kesusastraan. Termasuk kemajuan teknologi di suatu bangsa juga tidak dilepaskan dari kesusastraan.
Menurut Hajriyanto Y. Thohari, Dubes LBBP RI di Beirut, Lebanon negara-negara maju baik Amerika dan Negara Barat yang lain juga memiliki kesusastraan yang kuat. Tidak sedikit warga negara mereka yang berhasil mendapat Nobel Sastra di tingkat dunia.
Berkebalikan dengan Indonesia, sampai sejauh ini belum ada warga negaranya yang mendapat Nobel Sastra. Oleh karena itu, Anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini berharap akan segera muncul sastrawan Indonesia berhasil meraih prestasi tersebut.
“Jadi mayoritas yang mendapat itu dari Amerika dan Negara Barat, itu negara yang maju ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan ternyata paralel dengan kemajuan dan perkembangan kesusasteraan,” ucap Hajri di acara Webinar Internasional “Sastra: Membangun Manusia dan Kebudayaan” pada (12/1).
Bahkan sejarah kegemilangan Islam saat Daulah Abbasiyah juga dipenuhi dengan karya-karya sastra. Hal itu menegaskan bahwa, masa kegemilangan suatu peradaban itu selaras dengan kemajuan karya-karya sastra.
“Karena kesusastraan itu mengandung ilmu pengetahuan dan kesusastraan itu juga mengandung banyak hal, juga mengandung worldview suatu bangsa,” tuturnya.
Hajri menambahkan, setiap bab sastra di dalamnya terdapat buku tentang peradaban. Serta para cendekiawan, intelektual, dan ulama selalu memiliki minat pada sastra. Termasuk ketika ingin mempelajari konsep kekuasaan di suatu bangsa, bisa ditinjau melalui produk sastra bangsa tersebut.
Keinginan melahirkan sastrawan baru di Indonesia harus diimbangi dengan beberapa hal, kata Hajri, diantaranya mendukung budaya membaca dan menulis, menciptakan suasana yang kondusif, memenuhi sarana dan prasarana yang mendukung, serta menyiapkan media ekspresi seni sastra.
“Media-media di Indonesia harus punya rubrik sastra, jangan sampai majalah tidak punya rubrik sastra, majalah apapun. Apakah itu majalah teknologi, majalah ilmu politik, ekonomi itu sediakan rubrik beberapa halaman sastra,” tandasnya.