MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG—’Aisyiyah merupakan organisasi otonom sayap perempuan Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada 19 Mei 1917 oleh Nyai Ahmad Dahlan. Pendirian gerakan perempuan Islam terbesar di Indonesia ini bertujuan menjadi wadah bagi para perempuan untuk berkontribusi nyata memajukan umat.
Sebagaimana KH. Ahmad Dahlan berujar bahwa urusan dapur jangan jadi pengahalang untuk berperan di dalam masyarakat. “Pekerjaan di luar dapur itu untuk pemberdayaan perempuan, secara lebih luas akan berdampak pada masyarakat. Saya rasa ini akan selalu menjadi satu motivasi bahwa perempuan memiliki kemampuan menjalankan dua peran, yaitu domestik dan publik,” ujar Mami Hajaroh dalam Gerakan Subuh Mengaji yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Barat pada Rabu (23/03).
Karakter ‘Aisyiyah juga terbilang unik. Sebagai gerakan dakwah, ‘Aisyiyah gencar menyampaikan pesan amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, seperti mencerahkan kaum perempuan lewat berbagai program seperti pembinaan keluarga, dan lain sebagainya.
Sebagai gerakan perempuan, ‘Aisyiyah berjuang meningkatkan martabat Kaum Hawa. Sebagai gerakan sosial, ‘Aisyiyah membangun amal usaha baik bidang pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Saat ini ‘Aisyiyah telah menginjak usia 100 tahun. Memasuki abad kedua ‘Aisyiyah menggunakan pandangan Islam berkemajuan sebagai landasan visi gerakannya. Hal itu sejalan dengan organisasi induknya yaitu Muhammadiyah. Dengan kata lain, ‘Aisyiyah akan semakin gencar menanamkan benih-benih kebaikan seperti antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, dan antipengrusakan di muka bumi.
“Islam yang berkemajuan itu Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan. Islam yang berkemajuan juga berarti secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, rasa, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi,” tutur dosen Universitas Negeri Yogyakarta ini.
Di abad kedua ‘Aisyiyah juga akan berperan lebih aktif lagi sebagai gerakan pencerahan. Sebagai turunan dari visi Islam Berkemajuan, gerakan pencerahan bertujuan untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak struktural maupun kultural.
“Gerakan pencerahan menampilkan Islam untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konflik, korupsi, kerusakan ekologis, dan bentuk-bentuk kejahatan manusia. ‘Aisyiyah akan terus mengupayakan untuk menghadirkan sikap wasathiyyah dalam beragam,” ujar Mami Hajaroh.