MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Majunya atau terpuruknya suatu bangsa, berbanding lurus dengan maju atau terpuruknya kualitas pendidikan nasional mereka. Demikian pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Sabtu (24/7).
“Nah dalam konteks ini maka ketika sebuah bangsa misalkan belum maju berarti pendidikannya belum maju, sebaliknya kalau negara mau maju maka pendidikannya juga harus maju. Maka daripada kita menunggu, kita yang mengambil peran itu di dunia pendidikan,” kata Haedar.
Dalam forum webinar nasional guru Muhammadiyah, Haedar lantas mendorong pendidikan Muhammadiyah terus berinovasi dan inisiatif tanpa menunggu terobosan dari pemerintah.
Sebagai bekal, Haedar berpesan agar pendidikan Muhammadiyah mampu mengidentifikasi berbagai masalah secara tersistem, kolektif dan berjaringan dari ujung, pangkal, muara, hulu dan hilir di dunia pendidikan.
“Sebab kalau selalu menunggu ya nanti kebijakan dari semua pemerintahan itu biasanya setengah-setengah atau kalau merasa ingin maju maka ngoyo woro, menggantang asap. Ingin maju tetapi tidak mengukur kekuatan,” kata Haedar.
“Atau sebaliknya ingin maju seperti Jepang, Amerika, Tiongkok, Korea Selatan llau kita melompat seperti mereka tanpa berpikir bahwa pada posisi seperti apa kita berada,” imbuhnya.
Karena itu, Haedar mengingatkan bahwa pendidikan Muhammadiyah juga harus tahu skala prioritas. Yakni mengutamakan hal paling penting dari berbagai hal penting.
“Nah kita diajari untuk memahami persoalan dari hulu sampai hilir agar tidak mengalami fragmentasi dalam menghadapi masalah dan itu justru harus dihadapi oleh dunia pendidikan agar manusia berpikir sistematis, cerdas, rasional dan berpijak pada ilmu,” pungkasnya.