MUHAMMADIYAH.ID, KUNINGAN – Memberikan Kuliah Umum di STKIP Muhammadiyah Kuningan, Jumat (16/7) Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan agar mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah di daerah berani bersaing dan tidak rendah diri dengan mahasiswa lain di perkotaan.
“Biarpun jauh dari ibukota, Kuningan, maka itu mahasiswanya, para dosennya, tenaga kependidikan juga harus punya marwah bahwa kita ini bagian dari masyarakat Muhammadiyah yang bil ilmi, punya ilmu. jadi jangan merasa di daerah lalu merasa tertinggal dari yang lain apalagi di era digital sekarang ini,” pesan Haedar.
Menurut Haedar, di zaman teknologi seperti sekarang tidak ada alasan bagi masyarakat daerah untuk merasa minder dan malu bersaing. Sebab, akses teknologi telah menghapus ketimpangan yang ada.
“Tinggal apakah kita punya niat yang gigih untuk meraih ilmu. Jadi jangan merasa sekolah di STKIP dan jadi dosen di STKIP Kuningan lalu mentalnya apa adanya saja. Nah kalau mentalnya apa adanya saja tidak akan punya daya saing dan tidak akan berkemajuan. Tunjukkan bahwa dari Kuningan ada center of excellence,” katanya.
Tak cukup menjadi pusat keunggulan, keberhasilan Amal Usaha Muhammadiyah juga dilihat dari popularitasnya yang mampu menjadi ikon daerah mengalahkan popularitas nama-nama makanan.
“Dari Kuningan itu juga ada pusat kemajuan yang nanti dikenalnya oleh masyarakat-masyarakat luas jauh lebih terkenal daripada tape Kuningannya. Jadi STKIP Kuningan bisa mengalahkan populernya tape kuningan. Mindset kita harus berada di situ,” pesan Haedar.
Selain didorong memiliki kepercayaan diri dan daya saing, mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah juga didorong Haedar untuk terus mempelajari ilmu Keislaman dengan baik dan lengkap. Termasuk bagi para dosen dan pimpinan Perguruan Tinggi.
Patokan unsur bayani (dalil), burhani (ilmu) dan irfani (hikmah) menurutnya juga harus mengiringi setiap kegiatan keilmuan.
“Semuanya, pimpinan harus belajar Islam mendalam yang komprehensif, luas dan diamalkan,” tegasnya.