MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Pada Abad ke-21, tidak ada organisasi civil society Islam di dunia yang terbukti mampu berintegrasi secara baik dengan negara dan menghadirkan kemajuan amal usaha pada kemanusiaan seluas dan sebesar Muhammadiyah.
Fakta itu sejatinya memberikan peluang bagi Muhammadiyah untuk menghadirkan alternatif keberagamaan Islam yang toleran, ramah terhadap kemanusiaan, moderat dan berjalan selaras dengan ilmu pengetahuan kepada masyarakat internasional.
Dengan modal telah berdirinya 24 Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di lima benua, usaha mewujudkan alternatif itu tidak lagi mustahil bagi Muhammadiyah.
Akan tetapi, Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhyiddin Junaidi menganggap ada lima tahapan yang musti harus dikerjakan secara runut oleh PCIM terlebih dahulu.
Dalam forum International Webinar ke-1 LHKI PP Muhammadiyah, Sabtu (5/12) Muhyidin menganggap perlunya para pimpinan PCIM sebagai penggerak utama dakwah Muhammadiyah bagi masyarakat setempat.
“Ketua-Ketua PCIM harus menjadi munawir (penerang) dan mujahid (pejuang). Tidak hanya mengurusi administrasi tapi juga menarik gerbong,” jelasnya.
Kedua, PCIM menurutnya harus punya tujuan dan sasaran. Sementara itu poin ketiga, harus memiliki metodologi dakwah dengan acuan yang sama.
PCIM harus menyesuaikan cara dakwah dengan kondisi lokal di negara tempatnya berada agar dakwah Muhammadiyah dapat diterima di masyarakat internasional.
Keempat, koordinasi gerakan harus terus dijaga di antara para kader, dan poin kelima, kerjasama internal dan eksternal harus terus diperbaiki.
Selaras dengan usaha internasionalisasi, LHKI PP Muhammadiyah selama ini menurut Muhyidin memiliki program beasiswa untuk mengirimkan 500 mahasiswa ke luar negeri setiap tahunnya. (afn)
Hits: 57