MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Menuju Rakernas Lazismu tahun 2021, lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah mulai menatap proyek internasionalisasi Muhammadiyah.
Internasionalisasi Muhammadiyah diproyeksikan sebagai upaya peluasan gerakan dakwah pemikiran dan manhaj Muhammadiyah di berbagai negera seiring masuknya Muhammadiyah pada usia abad kedua.
Dalam forum daring Pra Rakernas Lazismu 2021, Rabu (2/12) Ketua Badan Pengurus Pusat Lazismu Hilman Lathief menyebut sudah saatnya Muhammadiyah mewujudkan amanah hasil rumusan Muktamar ke-47 di Makassar 2015 silam.
“Penting menyimak topik tentang internasionalisasi ini karena bagaimanapun Muhammadiyah sudah berusia satu abad dan Lazismu dalam bingkai Muhammadiyah diharapkan memiliki peran yang besar,” jelas Hilman.
Selain penyebaran ideologi manhaj Muhammadiyah, internasionalisasi juga menyasar untuk mengubah stigma masyarakat internasional tentang Indonesia yang selama ini dikenal hanya sebagai penerima bantuan, bukan pemberi bantuan.
Karena itu, Lazismu dalam satu dekade ini aktif berperan dalam berbagai peran kemanusiaan internasional.
Tercatat, bersama MDMC di bawah Muhammadiyah Aid, Lazismu bergerak memberikan bantuan kemanusiaan untuk bencana kemanusiaan di Myanmar, Bangladesh, Palestina, Lebanon dan Turki.
Peran-peran advokasi para pengungsi dan pencari suaka di Indonesia pun dilakukan oleh Lazismu dengan membawa semangat kemanusiaan.
“Semoga ini bisa mencerahkan bagaimana Muhammadiyah melalui Lazismu bisa berperan di dunia internasional dalam menerjemahkan rahmatan lil alamin,” harapnya.
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sendiri akan dilaksanakan pada hari Jumat & Sabtu (4-5/12) secara daring. Rakernas tersebut akan mengangkat tema “Digitalisasi Filantropi untuk Penguatan Tata Kelola Lazismu & Pencapaian SDGs”.
Hits: 28