MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Bertempat di Universitas Ahmad Dahlan, Ahad (28/11) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) periode 2021/2023 resmi dilantik dengan Ketua Umum terpilih Abdul Musawir Yahya.
Menyampaikan pidato sambutan, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir berpesan agar IMM terus menjaga tradisi dalam sketsa panjang perjalanan Muhammadiyah sekaligus mengupayakan pengembangan kapasitas untuk mewujudkan Islam sebagai Dinul-Hadharah.
“Islam sebagai agama peradaban yang membangun peradaban itu di atas nilai-nilai utama yang kokoh yakni tauhid yang dimensinya iman dan takwa serta akhlak mulia, lalu aktulisasinya dalam gerak muamalah duniawiyah dalam berbagai aspek yang membawa kemajuan,” kata Haedar.
Sketsa besar yang dimaksud adalah bahwa kehadiran Muhammadiyah selalu memberi lompatan zaman ke arah kemajuan yang bersifat adil, objektif, dan moderat sembari menggunakan ilmu pengetahuan dengan tetap berprinsip pada Alquran dan Sunnah Nabawiyah sebagaimana yang dicontohkan oleh Kiai Ahmad Dahlan.
Menurut Haedar, Kiai Ahmad Dahlan pada masanya tidak hanya sukses membangun pranata modern seperti sekolah, rumah sakit, panti sosial hingga gerakan perempuan yang semuanya bersifat khariqul-adat atau melampaui tradisi, tapi juga membebaskan masyarakat dari alam pikiran yang jumud menjadi maju.
“Ketika anak-anak muda sekarang IMM, IPM, NA, Pemuda, HW, Tapak Suci dan semua yang ada di barisan AMM bergerak di tengah perubahan zaman yang jauh lebih kompleks ketimbang di zaman Kiai Dahlan, maka sudah menjadi keniscayaan bahwa sketsa besar ini harus kita rekonstruksi di tengah perubahan dinamika keumatan, dinamika kebangsaan dan dinamika global yang itu memerlukan pikiran-pikiran besar, sketsa besar karena spektrumnya juga berbeda dari masa yang lalu,” pesannya.
“Maka menjadi tidak mencukupi kalau bahwa perubahan besar dan fondasi sketsa yang besar ini kemudian direkonstruksi oleh lensa yang hitam putih, kemudian juga mungkin berbau konservativisme karena gelisah terhadap keadaan yang serba liberal, serba sekular, serba anything goes lalu responnya menjadi ke belakang, menjadi konservativisme, atau bahkan neo konservatif dan itulah yang bisa kita lihat sekarang (pada banyak gerakan Islam),” imbuhnya.
Dari hal itu, Haedar berharap DPP IMM di masa kepengurusan baru ini mampu mewujudkan semangat kosmopolitanisme Islam di kalangan anak-anak muda dengan terobosan-terobosan baru sehingga sketsa besar Muhammadiyah terus menjadi tradisi yang terjaga.
“Mudah-mudahan kami berharap IMM ada di garda depan itu, menerjemahkan Islam dengan Islam Berkemajuan dalam sketsa besar itu di bidang politik, ekonomi, budaya, bahkan dalam alam pikiran saat ini di tengah lalu lintas alam pikiran yang begitu rupa bahkan berbenturan satu sama lain,” pungkasnya.
Hits: 7