MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA—Pegiat Laboratorium Sosial Desa Menari Kang Trisno membeberkan lima jurus dalam mengembangkan pariwisata. Ia menuturkan, desa yang memiliki keunikan dari sisi lanskap, budaya, tradisi, dan lain-lain, yang dapat ditawarkan untuk tujuan wisata. Asalkan memenuhi lima syarat ini, di antaranya:
Pertama, adanya something to see. Desa Wisata mesti memiliki sesuatu yang menarik untuk dilihat, dapat berupa fenomena alam, seni dan budaya, atau kreatifitas manusia lainya. Desa yang memiliki area pesawahan yang hijau, dapat menawarkan wisata lingkungan pertanian dengan pemandangan yang indah.
“Ketika di desa kita bisa melihat fenomena alam, kesenian, kebudayaan atau kreativitas manusia. Kalau itu pertanian, ya bisa pertanian. Karena orang datang itu melihat,” ujar Kang Trisno dalam acara Seminar Pra-Muktamar pada Selasa (08/03).
Kedua, adanya something to do. Setelah melihat, langkah selanjutnya ialah aktivitas apa yang dapat dilakukan di tempat itu. Setidaknya ada beberapa alternatif kegiatan dalam satu kawasan wisata, dapat diunggulkan sebagai point of interest. Misalnya, Desa Wisata selain memberikan pemandangan yang indah, juga dapat menawarkan paket menanam padi langsung di area persawahan.
“Manusia tidak berhenti di ‘melihat’. Kalau dulu pola pikir pariwisata itu datang untuk melihat. Setelah melihat mau ngapain? Maka harus ada apa yang harus dilakukan ketika melihat, misalnya, hamparan sawah atau penduduk,” tutur Kang Trisno.
Ketiga, adanya something to feel. Setelah melihat dan melakukan, aspek penting lainnya adalah rasa dan suasana batin yang muncul pada diri wisatawan karena terlibat langsung dalam aktivitas. Langkah ini penting agar para wisatawan merasakan kesan yang mendalam setelah berkunjung ke Desa Wisata.
“Setelah melakukan mungkin wisatawan akan langsung merasakan, oh begini toh rasanya jadi petani dan punya sawah. Misalnya hadirkan paket wisata memasak di suasana pesawah bagi wisatawan kota dengan ibu-ibu sebagai mentornya,” kata Kang Trisno.
Keempat, adanya something to buy. Tidak hanya menawarkan pengalaman batin yang berkesan, Desa Wisata juga dapat memiliki sesuatu yang menarik dan khas yang dapat dibeli oleh wisatawan. Selain kesan yang mendalam, perlu juga menyediakan oleh-oleh. Hal ini dapat meningkatkan ekonomi warga sekitar Desa Wisata.
“Nah untuk semakin menggairahkan perekonomian masyarakat sekitar wisata, bisa membangun pasar rakyat, silakan dagangkan hasil pertanian, hasil kerajinan, atau makanan sebagai oleh-oleh pulang,” imbuh Kang Trisno.
Kelima, adanya memories, yaitu kesan positif yang mendalam sehingga ada ingatan yang terpatri akan tempat yang dikunjungi, bisa berupa produk maupun sikap batin. Karenanya, sepulangnya wisatawan ke tempat masing-masing, Desa Wisata harus memberikan kesan positif.
“Langkah lima jurus pariwisata ini dapat dikembangkan di desa-desa untuk membuka pengembangan wilayahnya dengan pendekatan pariwisata tanpa harus mengeksplorasi alam berlebihan atau berbiaya tinggi,” pesan Kang Trisno.
Hits: 10