MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Persebaran kader Muhammadiyah di benua Eropa semakin menggeliat seiring dengan misi internasionalisasi Muhammadiyah. Tidak hanya di Inggris, Jerman, Turki dan Spanyol, Muhammadiyah juga memiliki cabang Istimewa (PCIM) di Negeri Kincir Angin, Belanda. Dalam Diasporamu di kanal youtube Tvmu, Selasa (3/5) Koordinator Sosial Media Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Belanda, Dikman Maheng menuturkan bahwa eksistensi Muhammadiyah telah ada sebelum PCIM Belanda didirikan pada bulan Desember tahun 2006. Setelah berdiri, kepengurusan pertama adalah periode 2008-2010. Kepengurusan kedua adalah periode 2010-2016.
Setelah itu PCIM Belanda dinonaktifkan sementara karena kekurangan kader mengingat mayoritas warga Muhammadiyah tidak tinggal permanen di Belanda. Namun, PCIM Belanda kembali aktif pada tahun 2018 seiring dengan kedatangan gelombang baru pelajar Muhammadiyah di negeri tersebut.
Untuk program PCIM Belanda sendiri, Dikman menjelaskan bahwa PCIM Belanda lebih aktif dalam mengadakan pengajian online sejak tahun 2019. Dalam meluaskan gaungnya, PCIM Belanda berkolaborasi dengan PCIM Jerman Raya.
“Kami sementara melanjutkan program-program yang ada karena kalau menambah program, kita terbatas SDM-nya,” ungkap Dikman.
Apalagi persebaran kader tidak terpusat di satu kota saja. Ke depan, Dikman optimis Muhammadiyah dapat mengikuti jejak inspiratif dari PCIM Australia yang mampu mendirikan amal usaha bidang pendidikan, Muhammadiyah Australia College (MAC) mengingat kader Muhammadiyah di Belanda banyak yang memegang posisi strategis.
“Kita memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan dakwah Muhammadiyah di Belanda ini secara luas kepada mahasiswa dan masyarakat muslim yang ada di Belanda,” kata Dikman.
“Semangat kita sama, ingin mewujudkan Islam yang berkemajuan. Jadi di manapun kita berada kita bisa memaksilmalkan potensi yang kita punya untuk bisa menampakkan Islam sebagai rahmatan lil-‘alamin kemudian menyebarluaskan pemikiran-pemikiran Islam dari sudut pandang Muhammadiyah,” imbuhnya.
“Sehingga itu menunjukkan bahwa sebenarnya Muhammadiyah itu bisa eksis di mana saja, bisa memberikan kontribusi di mana saja, pada peran apa saja. Itu poinnya. Jadi kita harus bisa memaksimalkan potensi yang kita miliki,” pungkas Dikman. (afn)