MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL — Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah berpesan kepada siswa yang tidak diterima Perguruan Tinggi Negeri (PTN) supaya tidak berkecil hati. Diterima dimanapun harus diterima sebagai tantangan, karena keberhasilan kembali pada pribadi masing-masing.
Sukses bisa datang dari banyak tempat, jangan memasang kesuksesan akan terjadi jika berhasil masuk dan belajar di PTN. Karena peringkat Perguruan Tinggi Muhammadiyah juga memiliki kualitas yang bagus. Mengutip University Rangking 2021, Haedar Nashir menyebut Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menempati peringkat satu Top Islamic Universities in the world.
“Selain UMM, juga ada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta diperingkat 4, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta di peringkat 8. 3 universitas ini bahkan Universitas Muhammadiyah Malang no 1, itu sudah menempati universitas 10 besar tingkat dunia muslim,” tutur Haedar pada (25/3).
Kepada santri dan siswa Muhammadiyah, dirinya berpesan kepada mereka untuk memiliki cita-cita yang lebih tinggi, jangan puas hanya belajar pada strata 1 (S1). Tapi juga harus berani merencanakan belajar S2 dan S3 di luar negeri, baik di Timur Tengah maupun di Barat. Menurut belajar di Indonesia bagus, tapi juga jangan lupa kepada kader Muhammadiyah untuk berdiaspora.
“Tidak ada yang tidak mungkin, Allah itu membuka banyak jalan bagi mereka yang bersunguh-sunguh,” tuturnya.
Kader Muhammadiyah juga harus mengadopsi pemikiran maju seperti yang dimiliki oleh KH. Ahmad Dahlan. Pendiri Muhammadiyah ini meskipun tidak pernah menempuh pendidikan secara formal di sekolah umum, namun bisa menjadi pembaharu. Kini dengan segala kemudahan dan bekal yang didapat dari pendidikan formal, kader Muhammadiyah kata Haedar, harus bisa berpikiran lebih maju.
Ia menegaskan kepada kader Muhammadiyah supaya tidak jumud, dan berpendangan miopik, serta penakut. Kader Muhammadiyah harus berpikiran progresif atau maju, terlebih saat di masa depan akan memegang tampuk kepemimpinan di Muhammadiyah. Kader Muhammadiyah juga harus mewarnai di segala penjuru, dan peradaban di manapun dirinya berada.
“Kita berada di masa dakwah di era 4.0 yang melintas batas. Dunia tanpa batas sekarang ini, dan itu merupkan arena dimana kalian berada sekarang,” tambahnya
Di dunia tanpa batas ini, kader Muhammadiyah harus cerdas dalam bermedia sosial, jangan hanya menjadi follower. Kader Muhammadiyah harus hadir sebagai aktor dalam media sosial, serta jangan menjadikan media sosial sebagai dunia yang menghilangkan produktifitas.
Hits: 11