MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA—Kota Surabaya sedang semangat menata wajahnya, gedung-gedung tinggi, hutan atau taman kota yang hijau dan pedestrian yang rapi menjadi suatu yang mudah ditemui di Kota Pahlawan ini. Namun, dibalik epiknya lanskap kota yang menawan, masih ada warga yang belum merasakannya.
Seperti yang dialami oleh warga Kampung Dupak atau Kampung 1001 Malam, Kecamatan Kerembangan, Surabaya. Sebutan Kampung 1001 Malam ini muncul lantaran tempat hidup mereka di kolong tol, yang mendapat sedikit pencahayaan matahari. Di gelapnya malam, mereka diterangi temaram lampu, dan di siang hari yang terik sekalipun, tempat mereka terlihat gelap karena tidak ada celah untuk masuknya cahaya matahari.
Di tempat ini, mereka hidup seadanya, malah sebagian terlihat sangat kekurangan, jika diperhatikan dari compang-campingnya rumah mereka yang menempel di dengan bangunan tol. Rumah-rumah mereka ala kadarnya, dibangun di bawah tol Dupak-Gresik. Anak-anak bermain riang, meski dengan uang jajan ala kadarnya dan pendidikan yang sering alpa diberikan.
Melihat realitas tersebut, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kerembangan, Surabaya mengambil inisiatif untuk mencerdaskan anak-anak Kampung 1001 Malam untuk belajar mengaji. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua PCM Kerembangan, Sutikno, bahwa Muhammadiyah ingin anak-anak di sini bisa mengaji.
Sutikno menceritakan, PCM Kerembangan bekerjasama dengan Pimipinan Rumah Pintar Matahari (RPM) Dupak awalnya melakukan kunjungan ke RPM Dupak dan menemukan banyak anak-anak Kampung 1001 Malam yang belum bisa membaca dan menulis latin, serta belum bisa membaca Al Qur’an.
“Di Kelurahan Dupak, saya bersama ketua LPMK Dupak, Mustofa, wakil ketua dan humas RPM mengunjungi rumah beliau di kampung 1001 malam yang ternyata masih banyak yang belum bisa menulis, membaca, bahkan mengaji,” terang Sutikno dalam siaran pers pada, Rabu (7/9).
Kemudian tindak lanjut dari temuan ini adalah dibuatlah jadwal dari RPM dan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Kerembangan untuk mengajar ngaji anak-anak. Kegiatan belajar-mengajar dilakukan di Musholla Al Amin, Kampung 1001 Malam, Dupak ini rutin dijadwalkan pada Sabtu dan Ahad pukul 14.00 WIB.
“Saya berharap, dengan dakwah komunitas yang rutin dari PCM-PCA dan rumah Pintar Matahari akan merubah kondisi warga kampung 1001 malam menuju lebih baik, ” harap Sutikno.
Sementara itu, Bendahara Rumah Pintar Matahari (RPM), Endarwati Choiriah, menjelaskan saat ini terdapat kurang lebih 55 anak santri yang dibina oleh RPM. Endarwati menerangkan, tidak mudah melakukan pembinaan terhadap anak-anak di Kampung 1001 Malam. Butuh kesabaran dan keistiqomahan dari para pengurus maupun relawan Rumah Pintar Matahari.
“Untuk menarik minat anak-anak kampung 1001 malam, biasanya kami memberikan snack serta minuman ringan di akhir kegiatan sebagai pendorong atau motivasi supaya anak-anak mau datang mengikuti pembinaan di musholla Al-Amin,” papar Endarwati.
“Masih banyak yang perlu kami benahi di kampung 1001 malam, diantaranya tata cara wudhu, doa-doa dalam sholat dan lain sebagainya,” sambungnya.