MUHAMMADIYAH.OR.ID, SALATIGA—Kerja pencerahan masyarakat sebagai aktivitas abadi yang tidak akan ada habis-habisnya, Dewan Syariah LazisMu Pusat, Prof. Zakiyudin Baidhawy menyebut, bahwa Muhammadiyah juga tidak boleh ada habis-habisnya dalam mengawal segala aktivitas pencerahan masyarakat tersebut.
Tugas Muhammadiyah sebagai pencerah tidak boleh surut dan harus tetap berkemajuan, untuk membawa bangsa tetap sadar akan keIndonesiaannya. Rektor IAIN Salatiga ini menyebut, bahwa kerangka wasathiyah al Islam yang dimiliki oleh Muhammadiyah merupakan rangka memperbaiki kebangsaan Indonesia agar semakin mencerahkan dan dicerahkan.
Bahas mengenai Muhammadiyah dan Penguatan Keindonesiaan: Kerangka Wasathiyyah Islam untuk Peradaban di acara Maarif Fellowship 2021 pada (14/10), Prof Zakiyuddin menyebut, bahwa sudah sejak dahulu Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi sosial keagamaan untuk pencerahan keumatan, kebangsaan, dan kemanusia yang branding nya bergerak di tiga bidang utama, yakni schooling, healing, dan feeding.
“Ini sudah berjalan lebih dari satu abad dan masih terus berjalan, insyaallah tidak berhenti juga karena memang tiga hal ini urusan yang sangat dharuriyah (esensial),” katanya.
Ketiga hal tersebut merupakan esensi yang telah digarap lama oleh Muhammadiyah, sebab Muhammadiyah ingin bangsa ini menjadi cerdas, sehat, dan hidupnya berkecukupan. Menurutnya, gerak Muhammadiyah untuk tiga hal tersebut sangat tepat, karena berkaitan dengan kemaslahatan umat (mashalih al ummah).
“Mulai dari bagaimana mengembangkan pendidikan dan sekolahan, kemudian penyehatan masyarakat secara keseluruhan, dan juga bagaimana kesejahteraan sosial bagi orang-orang yang belum berkemampuan”. Imbuhnya
Menurutnya, branding yang sejak awal dimiliki oleh Muhammadiyah tersebut, di masa kekinian banyak ditiru oleh hampir semua lembaga maupun gerakan sosial dan keagamaan di Indonesia. Kemudian Muhammadiyah di abad kedua memperbarui branding nya yakni melalui Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LazisMu), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) termasuk MCCC di dalamnya.
“Mencoba untuk dibangkitkan, bukan berarti yang tiga ini tadinya tidak ada, karena filantropi itu menjadi nafas utamanya Muhammadiyah sejak awal berdirinya,” ucap Prof. Zakiyuddin.
“Pilar ini, branding ini harus dikembangkan lebih sistematis dan kemudian berkemajuan. Karena dengan kekuatan filantropi melalui LazisMu dan semua gerakan filantropi di Muhammadiyah insyaallah akan bisa menopang kemandirian dari gerakan sosial, keagamaan Muhammadiyah,” imbuhnya.
Hits: 2