MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAGELANG– Masih banyak tantangan di sektor pertanian yang harus dihadapi, di antaranya memastikan ketersediaan pangan nasional masyarakat, utamanya di masa pandemi dan memperkuat cadangan pangan nasional.
Akan tetapi, ungkap Ahmad Ma’ruf, Wakil Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah pada (29/19) di acara Rembug Tani yang diadakan oleh MTCC Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), keadaan petani kerap dipecundangi pasar. Mereka menanggung ongkos besar produksi, namun merugi ketika menjual hasil panennya.
Oleh karena itu, ia berharap petani tidak berhenti pada proses produksi, melainkan harus melakukan olahan lanjutan atas produk pertanian mereka. Hal itu diharapkan, output produk yang dilepas oleh petani ke pasar memiliki nilai lebih yang secara otomatis akan meningkatkan harganya di pasaran.
Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menyebut, bahwa tidak menutup kemungkinan petani juga memiliki unit usaha untuk menyalurkan produknya sehingga memangkas jarak petani dengan konsumen. Unit usaha tersebut jika berhasil menjangkau konsumen, dan memiliki margin keuntungan tentu akan kembali kepada petani lagi.
Kepada anggota yang tergabung di Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM), Ma’ruf mengingatkan supaya berlaku sebagaimana laku yang dimiliki oleh Muhammadiyah, yaitu inklusif. JATAM tidak boleh eksklusif, sebab keberadaan JATAM harus meluas dan memperbanyak jaringan, serta kemanfaatannya turut dirasakan bukan hanya dari internal, tapi juga eksternal Muhammadiyah.
“Bahkan kita hadir di Toraja itu mayoritas Katolik, karena kami bukan urusan agama, ini muamalah. Bertani ini muamalah, tapi kalau kita niatkan jadi ibadah. Jadi kita perluas jaringan kita, jaringan ilmu, jaringan pasar,” ungkap Ma’ruf.
Sementara itu, Ahmad Romadhoni Surya Putra anggota MPM PP Muhammadiyah yang membidangi peternakan dan pertanian memaparkan, bahwa petani juga harus kuat modal. Modal yang dimaksud bukan hanya finansial/keuangan, tapi juga sumber daya manusia berpengalaman, modal alam, fisik penunjang aktivitas pertanian, dan modal sosial.
Dosen Peternakan Universitas Gadjah Mada ini menyebut, bahwa selama dua tahun terakhir atau selama masa pandemic covid-19 ini sektor yang masih terus tumbuh adalah sektor pertanian, yang di dalamnya termasuk peternakan dan perikanan.