MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Kamis dini hari 2 September 2021, Persyarikatan Muhammadiyah kehilangan salah satu tokoh besarnya, yakni H. Andi Islandar Tompo yang wafat di kediamannya di Makassar.
Wafatnya Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan itu meninggalkan banyak pesan dan keteladanan bagi para kader yang masih hidup. Demikian ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam takziah virtual, Jumat (3/9).
“Kami merasakan bahwa keluarga beliau dan keluarga besar Muhammadiyah sangat kehilangan dengan meninggalnya Pak Iskandar Tompo,” ucap Haedar.
Ketokohan Iskandar Tompo menurutnya telah melekat di setiap hati seluruh kader Muhammadiyah, terutama kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di seluruh tanah air.
Sebagai junior yang berjarak 10 tahun dengan almarhum, Haedar mengenang bahwa popularitas almarhum di kalangan IPM sudah terjadi pada tahun 1978.
Mengenang interaksinya dengan almarhum pada tahun 1984 dan tahun-tahun berikutnya, Haedar menuturkan bahwa dirinya selalu mendapat kesan dari sosok almarhum yang penuh pengayoman, ramah, empati sekaligus gigih, militan dan kuat pendirian.
“Setiap ada kaderisasi mesti ada Pak Iskandar Tompo. Bahkan kami sering berseloroh juga kalau angkatan muda saat itu, kalau IPM, juga Muhammadiyah Sulawesi Selatan tidak sah kalau tidak ada nama Iskandar Tompo. Jadi itulah yang melekat di hati kami,” kenangnya.
Kepada para generasi muda, Haedar berharap perjuangan dan keteladanan Iskandar Tompo dilanjutkan dengan artikulasi dan ritmenya masing-masing.
“Maka bagi anak-anak muda baik di Sulawesi Selatan atau di tanah air, belajarlah dari tokoh-tokoh ini tentang integritas. Bahwa kita ini menjadi pimpinan di Persyarikatan itu tidak instan, tetapi terbentuk lewat proses pergumulan, suka duka, tempaan dan berbagai macam rintangan, tantangan dan masalah yang dari pergumulan itu kita bisa menghayati betul bahwa bagaimana kita membawa Persyarikatan Muhammadiyah dengan dasar-dasar yang telah diletakkan oleh para pendahulu Muhammadiyah dan sistem organisasi kita,” pesannya.
“Terakhir ingin kami sampaikan bahwa bagaimana kita sekarang keluarga besar Muhammadiyah lebih-lebih di era pandemi Covid-19 ini mampu melanjutkan perjalanan hidup kita bagi keluarga, lebih khusus Persyarikatan, umat dan bangsa secara lebih baik, belajar dari jejak atsar dan kebaikan dari tokoh-tokoh yang mendahului kita termasuk Allahuyarham Pak Iskandar Tompo,” pungkas Haedar.