MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Pengajian Bulanan bertemakan “Iduladha di Masa Pandemi”. Dikatakan Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, tema ini sekali lagi sengaja di angkat oleh PP Muhammadiyah karena memang PP ingin memberikan pemahaman dan penjelasan kepada jamaah pengajian tentang bagaimana kita beragama dan pandangan keagamaan Muhammadiyah.
“Kalau kita kemudian melihat berbagai survey mengenai bagaimana masyarakat menggunakan media sosial dan bagaimana masyarakat menggunakan informasi-informasi yang berkembang di berbagai media sosial itu memang menjadi bagian dari catatan tersendiri di PP Muhammadiyah,” tuturnya membuka Pengajian Bulanan, Jum’at (9/7).
Mu’ti menyampaikan bahwa sekarang ini kita hidup dalam era yang serba terbuka terutama dengan internet sebagai salah satu dari media yang memungkinkan kita terkoneksi satu dengan yang lain. Tetapi survey Microsoft beberapa waktu yang lalu memang cukup mengagetkan kita ketika ternyata dilihat dari sisi akhlak dan keadaban Indonesia ini termasuk salah satu negara yang paling rendah tingkat keadabannya dalam menggunakan media sosial.
Dalam konteks yang berkaitan dengan agama, Mu’ti melihat juga terjadinya berbagai informasi hoax dan juga disinformasi yang kadang-kadang itu cukup menyita waktu untuk bagaimana bisa memberikan pengertian dan penjelasan yang sebagaimana mestinya.
“Era sekarang yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi itu ternyata memang tidak menjadikan manusia itu semakin cerdas, tidak menjadikan manusia itu semakin arif. Ada bukunya Franklin Foer, World without Mind (Dunia tanpa otak) tetapi kalau diterjemahkan secara bebas dunia dimana manusia itu semakin bodoh justru ketika teknologi itu ada di dalam genggaman tangan,” jelas Mu’ti.
“Fenomena ini menjadi persoalan tersendiri ketika kita melihat kecendurungan umat termasuk di kalangan warga persyarikatan yang lebih memilih mengikuti informasi-informasi yang secara ilmiah maupun secara diniyah tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan kemudian kalau kita kaitkan itu dengan buku yang lain The Death of Expertise (matinya kebakaran),” lanjutnya.
Dalam buku The Death of Expertise dijelaskan bagaimana sekarang ini manusia semuanya itu merasa bisa, manusia kadang-kadang merasa semuanya tahu padahal dia sebenarnya tidak tahu. Karenanya, Mu’ti teringat peringatan Nabi saw yang kalau dibaca dalam beberapa hadis itu dikelompokkan ke dalam ciri-ciri atau tanda-tanda datangnya kiamat.
Hits: 27