MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Sudah menjadi rahasia umum, setiap ada perubahan pemegang jabatan kepemimpinan di negeri ini akan diikuti dengan perubahan kebijakan dari pemimpin sebelumnya, termasuk dalam bidang pendidikan.
Menyinggung hal itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir ingatkan meski ada perubahan kebijakan di setiap perubahan kepemimpinan, tapi hal-hal yang fundamental tidak perlu di bongkar-bongkar lagi dan tidak perlu menjadi konflik lagi. Supaya dalam membangun karakter anak bangsa tidak terpotong-potong.
Guru Besar Bidang Sosial ini menjelaskan bahwa, menurut Pasal 31 UUD 1945 Tentang Sistem Pendidikan Nasional didalamnya disebutkan ayat 4 bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
“Kemudian di ayat lima disebutkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa. Jadi siapapun yang ada baik di eksekutif, legislatif, yudikatif, bahkan elite dan warga bangsa yaudah pakai ini”. Ucap Haedar pada, Sabtu (30/7).
Namun terkait dengan implementasi, menurutnya itu urusan konseptualisasi. Oleh karena itu Haedar ingatkan supaya warga bangsa, termasuk elite politik tidak melulu meributkan urusan ini. Tegas Haedar ingatkan supaya bangsa ini tidak menjadi kekanak-kanakan dalam membahas ini.
“Tapi kalau kita ribut terus soal itu, sesungguhnya kita ini menjadi kekanak-kanakan dalam berbangsa. Wong sesuatu yang sudah menjadi konstitusi kita, kok. Kadang kita ini malu sebagai anak bangsa, kita kok selalu polemik soal itu. Padahal itu sudah jelas di konstitusi kita,” ucapnya.
Melihat kenyataan tersebut, Muhammadiyah mencoba merancang bangun tentang pendidikan. Dalam merancang bangun, Muhammadiyah merumuskan mulai dari filosofi pendidikan, konsep pemikiran holistik, dan rumusan-rumusan strategis lain.
“Kalau itu sudah menjadi satu kesatuan insyaallah saya pikir Muhammadiyah jelas berjalannya pendidikan jangka panjang. Sehingga perubahan pemerintahan atau apapun tinggal penyesuaian sana-sini saja,” ujarnya.
Dalam membangun karakter pada peserta didik harus tetap berlanjut, tidak boleh berjalan secara sepotong-sepotong. Haedar juga berpesan supaya mulai dari filosofi konseptual, hingga rumusan strategis diturunkan ke guru-guru Muhammadiyah, sehingga tujuan lembaga Muhammadiyah menjadi state of mind pelaku pendidikan Muhammadiyah.
Hits: 4