MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Menyambut Iduladha kedua di tahun pandemi, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan Edaran dengan tujuh pasal yang mengatur sikap warga Persyarikatan.
Selain mengatur soal tata cara peribadatan Iduladha, takbiran, hingga kurban, Edaran itu juga mengajak warga Persyarikatan untuk terlibat aktif mencegah persebaran pandemi dengan menumbuhkan kepedulian dan empati kepada tenaga kesehatan, para korban terpapar, korban meninggal hingga mereka yang terdampak secara ekonomi.
“Ini yang perlu menjadi perhatian kita. Maka di poin tujuh itu kami, bagaimana warga Muhammadiyah diajak lebih mengedepankan bagaimana menyelesaikan persoalan pandemi ini,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam forum Sosialisasi dan Konsolidasi Edaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah Terkait Pandemi dan Iduladha 1442 H, Rabu (7/7).
Selain aktif melawan pandemi, Edaran itu juga mendorong warga Muhammadiyah untuk banyak mendekatkan diri kepada Allah Swt melalui peribadatan di rumah masing-masing.
“Kita sekarang harus terus dihadapkan pada persoalan yang berat ini. Dan kita memang tidak tahu persis kapan pandemi ini berakhir, tetapi kewajiban kita itu kan ikhtiar semaksimal mungkin agar apa yang kita hadapi didengar oleh Allah yang Maha Rahman, Maha Rahim dan kemudian menurunkan kasih sayang-Nya sehingga kita berikhtiar, maka tentu kita menjadi golongan yang al mujahiduuna (orang yang bersungguh-sungguh),” pesannya.
“Kemudian di edaran nomor satu kita diharapkan untuk tetap munajat kepada Allah. Orang-orang ikhlas di negeri ini termasuk para anggota, kader, dan pimpinan muhammadiyah terus munajat dan bareng-bareng minta pada Allah di setiap kita salat, di setiap saat kita tahajud dan jangan menyerah. Jangan lupa semuanya. Saya pikir kalau jutaan kaum muslimin dan (umat) empat beragama itu terus munajat kepada Allah langit akan penuh dengan doa dan ini mesti kita hidupkan dan kita yakin bahwa kalau munajat kita kuat kepada Allah, Allah akan mendengar,” tutupnya.