MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Di zaman yang didominasi oleh kelompok milenial, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mut’I menganggap Muhammadiyah pantas untuk lebih serius menggarap segmentasi dakwah yang lebih spesifik.
Muhammadiyah menurutnya juga patut untuk terbuka dengan cara-cara dari luar agar dakwah Muhammadiyah semakin tersebar ke segala kalangan.
“Saya itu punya teman Romo X yang spesialis untuk kaum milenial. Ternyata di Katolik itu misionarisnya segmentik. Ada Romo yang khusus ngurusi rumah tangga, ada yang ngurusi buruh, ada yang ngurusi milenial, ada yang ngurusi dialog antar iman dan sebagainya,” jelas Abdul Mu’ti dalam Pengkajian Ramadan PWM DKI Jakarta, Ahad (2/5).
Mu’ti pun berharap Muhammadiyah meniru segmentasi dakwah itu dan mengembangkannya sesuai dengan kaidah dan fikih yang mubah.
“Saya kira Muhammadiyah perlu menyiapkan dai untuk segmen tertentu. Dan untuk kalangan milenial saya kira tidak perlu sama dengan usia milenial,” imbuh Abdul Mu’ti.
“Rata-rata, dai-dai kita menyasar orang-orangtua. Padahal 60 persen penduduk Indonesia adalah kelompok usia muda,” jelasnya.
Selama ini, sebagian dakwah Islam dianggap Mu’ti tidak optimal karena terjebak pada dua kutub ekstrim antara menolak mentah-mentah atau pasif dan tidak kreatif.
“Kalau biasa saja nanti kurang inovasi, pendekatannya monoton. Oleh karena itu diversifikasi dan spesialisasi perlu menjadi agenda dari bagian dakwah kita. Tapi saya yakin, di Jakarta banyak potensi itu dan banyak sekali yang bisa kita ajak untuk bersama-sama kembali pada kita. Kita harus cair, terbuka, dan banyak bergaul,” pungkas Mu’ti.