MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Muhammadiyah termasuk organisasi terbesar dan tertua di Indonesia yang memiliki jutaan anggota. Hal ini ditunjukkan dari antusiasme warga Muhammadiyah mendaftar kartu tanda anggota Muhammadiyah hingga bulan Desember 2021. Warga Muhammadiyah yang ingin memiliki Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah (KTAM) masih akan terus bertambah tiap waktunya karena masih banyak juga warga Muhammadiyah yang belum memiliki KTAM.
Kepala Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yogyakarta, Sofriyanto Solih Mu’tasim mengungkapkan bahwa sejak awal Muhammadiyah memiliki sistem keanggotaan yang tertib dan sistematis. Hal itu terkemuka dalam Boekoe Pokok Bakoe Anggauta Moehammadijah edisi kesatu tahun 1944 yang ditulis secara manual berisi data anggota Muhammadiyah nomor 1 sampai 2.000 dengan nomor anggota kesatu adalah Ki Bagus Hadikusumo, sistem keanggotaan yang sangat tertib dan sistematis.
Dijelaskan Sofri dalam perkembangannya melakukan pendataan anggota Muhammadiyah telah melalui beberapa fase. Fase pertama yaitu, Manual dan Sentralisasi dilaksanakan pada tahun 1944 s.d. 1990. Fase kedua, Komputerisasi dan Sentralisasi dilaksanakan pada tahun 1990, pencetakan danta secara komputer dan input data, penerbitan, serta penomoran secara sentral. Fase ketiga Online (oleh PWM) dan Desentralisasi dilaksanakan pada tahun 2011, pelimpahan wewenang ke PWM, penomeran tersistem. Fase keempat, Online (oleh pendaftar atau PCM) dilaksanakan pada tahun 2021. Dalam setiap fase tentu memilki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
“Proses pembuatan KTAM itu bukan sekadar aktivitas administratif tetapi idealnya juga menjadi aktivitas pembinaan ideologi,” tegas Sofri.
“Dalam proses pembuatan KTAM idealnya dikoordinasi oleh PCM atau PRM bukan oleh orang-perorang atau masing-masing, sebelum dan setelah proses pembuatan KTAM difasilitasi oleh PCM atau PRM, saat meminta rekomendasi PCM atau PRM memberi pemahaman/pengenalan tantang Muhammadiyah kepada calon anggota kemudian saat penyerahan KTAM juga dengan cara yang menimbulkan kesan bagi calon anggota, lalu setelahnya ada pembinaan oleh PCM dan PRM, ada proses ideologisasi disitu. Kalau sekedar proses administrasi kan sederhana, orang butuh KTAM, setelah jadi ya sudah selesai, PCM dan PRM bahkan tidak mengetahui data anggotanya di cabang dan rantingnya”, lanjut Sofri, Rabu (8/12) pada pengajian pimpinan wilayah Muhammadiyah-‘Aisyiyah Jawa Barat.
Berdasar data LPCR PP Muhammadiyah, Sofri menambahkan ada pembinaan anggota oleh PRM yang dapat dijadikan sebagai percontohan, yaitu PRM Sudo Blora Jawa Tengah, PRM Manganti Sruweng Kebumen Jawa Tengah, PRM Wage Sepanjang Sidoarjo Jawa Timur, dan PRM Al Ummah 4 Banjarmasin Kalimantan Selatan. PRM tersebut merepresentaskan pembinaan anggota di PRM dengan kategori desa, semikota, dan perkotaan.
“Untuk mendorong pertambahan dan percepatan jumlah pemilik KTAM, Sejak tahun 2018 kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta merintis pembuatan KTAM keliling (Outdoor Service) ketika ada pengajian akbar di wilayah Jawa Tengah dan DIY, kami didirikan stand khusus untuk pembuatan KTAM, dan tetap melalui mekanisme pengesahan dari PCM dan bekerja sama dengan panitia setempat, kami bawa perlengkapan standar yang kami miliki seperti mesin cetak kartu, perangkat koneksi internet, dan lain-lain, dalam satu event kami bisa mencetak 200 sampai 300 KTAM di lokasi, tanpa mengganggu acara utama yang diselenggarakan oleh panitia,” sambungnya.
Sofri mengimbau agar sekolah-sekolah Muhammadiyah, ketika para siswanya lulus seharusnya difasilitasi KTAM dan juga perguruan tinggi Muhammadiyah sebelum wisuda para mahasiswa diminta membuat KTAM, ini bentuk dari proaktif PCM atau amal usaha untuk memfasilitasi PPM atau KTAM untuk memfasilitasi aktivis atau kepada anggota yang tidak aktif tetapi mereka sudah menjadi anggota Muhammadiyah agar memiliki KTAM.
“ Registrasi online yang sudah dijalankan sejak awal tahun 2021 hanya untuk anggota baru, sedangkan anggota lama yang sudah memiliki nomor dan kartu lama maka prosesnya tidak ke PCM tetapi langsung melalui admin di wilayah atau admin di PP Muhammadiyah menyampaikan kartu lama ada perubahan data atau tidak dan menyampaikan foto barunya. Kartu Muhammadiyah ini diperlukan bukan hanya untuk kebutuhan pribadi tetapi untuk persyarikatan,” pungkasnya.