MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Pendiri Peace Generation Irfan Amalee menilai bahwa nasionalisme anak muda, terutama kaum milenial telah mengalami pergeseran dari identitas simbolik menjadi upaya menghasilkan karya.
Dalam Pengajian Bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jumat (14/10) Irfan mencontohkan nasionalisme bentuk baru itu umumnya berbasis digital misalnya lewat program start up, komodifikasi nasionalisme lewat fashion, hingga lagu yang yang viral semacam Wonderland Indonesia karya Alffy Rev.
“Inilah ekspresi anak muda, milenial atau Generasi Z bagaimana mengekspresikan cinta Indonesia dengan karyanya,” tutur Irfan.
Di masa pandemi, berbagai program start up digital karya anak muda menurutnya berhasil mewujudkan aksi cinta tanah air. Salah satu contohnya adalah investasi di Amartha yang berhasil menggalang dana 1.86 Triliun untuk memberdayakan 257.661 ibu-ibu di seluruh Indonesia.
“Dan kita lihat selama Covid, selama pandemi ketika banyak sekali perusahaan yang harus memecat dan shut down, ternyata social creative entrepreunership itu lahir dan sekitar 1.388 enterpreneur lahir dan membuat inisiatif solusi,” imbuh Irfan.
Di sisi lain, nasionalisme anak muda juga terbukti kuat misalnya ketika ada negara atau pihak lain yang dianggap merendahkan Indonesia. Kasus All England 2021 adalah contohnya.
Melihat hal ini, Irfan menilai para pemuda milenial tidak memiliki masalah dengan nasionalisme. Bahkan mengutip survei Alvara, tingkat ketidaksetujuan terhadap Pancasila relatif kecil dari generasi ke generasi.
“Kalau kita lihat berbagai kekhawatiran tentang anak-anak muda tidak nasionalis menurut survei Alvara relatif kecil,” jelasnya.
Pengejawantahan nasionalisme gaya baru ini menurut Irfan adalah modal penting bagi Indonesia ke depan. Hal yang sama dilakukan oleh Irfan lewat Peace Generation Indonesia.
“Peace generation menjadi wahana bagi anak-anak muda untuk berkarya dan berkarir untuk pendidikan perdamaian. Membuat bekerja itu bukan hanya bekerja tapi juga berkarya dalam hal bagaimana kita bisa memberikan solusi dari masalah-masalah yang mungkin dianggap kecil tapi kita spesifik,” ucapnya.
“Ini menjadi kekuatan baru saya bahwa Indonesia ini punya modal sosial besar yang namanya anak muda,” pungkasnya.
Hits: 4