MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – Muhammad Subhi mengupas secara ringan makna hijrah. Berbicara pasal hijrah, banyak yang langsung menghubungkannya dengan hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Nabi sudah memberikan contoh kepada kita. Jangan takut untuk berpindah tempat untuk lebih dekat kepada Allah SWT.
”Pergunakan masa muda dengan baik karena muda tidak menawarkan masa lalu tapi masa depan” jelas Muhammad Subhi.
Dosen FAI UMS tersebut menerangkan bahwa hijrah tidak hanya bermakna pindah secara fisik. Hijrah memiliki makna spiritual menjadi lebih baik. Minimal kita bisa membawa kebaikan kepada orang terdekat kita. Berani memperbaiki diri dan tunjukkan perubahan. Tularkan gerakan hijrah ke sekeliling kita.
Kisah generasi ulul albab salah satunya milik Nabi Musa Alaihi As-salaam. Kisah Musa bertemu dua perempuan di sumur. Nabi Musa merasa kasihan lalu membantunya mengambil air tanpa alih-alih ataupun modus tertentu. Yang bisa kita petik adalah untuk menjadi generasi ulul albab ada dua kunci. Kuat dan terpercaya. Kuat fisik dan kuat memanggul amanah sehingga dapat dipercaya.
Adakah masalah saat hijrah? Mengapa kita terus berhijrah, tapi susah sekali berubah? Masalahnya ada pada kecintaan kita pada dunia. Kita sayang meninggalkan komunitas terdahulu, selalu berpikir rugi dan untung. Tinggalkan komunitas yang merusak dan bergabunglah dengan komunitas yang mengajak kebaikan. ”Jemputlah hidayah dan jangan tunda taubat,” tegasnya.
Hal itu dikatakannya dalam rangkaian perayaan 1 Muharram 1443 H dengan beragam kegiatan untuk penguatan karakter religius. Kegiatan yang diikuti 304 siswa dan 30 guru serta karyawan tersebut dilaksanakan secara virtual selama dua hari pada Senin hingga Selasa (9-10/8).