MUHAMMADIYAH.OR.ID. YOGYAKARTA — Siapa yang tidak kenal dengan Jaya Suprana, publik figur, budayawan, dan pianis ini kerap wara-wiri menghiasa layar televisi Indonesia dengan gaya eksentrik dan sering melemparkan kalimat-kalimat unik, mengelitik, dan bernas untuk mengugah kesadaran publik.
Selain dikenal sebagai budayawan dan pianis kondang, pria kelahiran Denpasara, Bali 27 Januari 1949 ini juga pendiri Museum Rekor Indonesia (MURI), sebuah lembaga pencatat prestasi superlative bangsa Indonesia.
Pria yang saat ini mengabdikan hidupnya untuk anak-anak Indonesia berbakat ini pada (26/1) dalam sesi bincang ringan dengan Rektor Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Warsiti seusai penyerahan Rekor Muri ke Unisa terkagum dengan aktivitas perempuan ‘Aisyiyah dalam bidang pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa.
Menurutnya, ‘Aisyiyah adalah karya monumental manusia yang harus diabadikan, tidak boleh hilang sebagai sarana perempuan mencapai kemapanan. Terlebih terkait dengan cara ‘Aisyiyah dalam mengurus amal usahanya yang semuanya diurus oleh perempuan, dan bisa dimanfaatkan oleh seluas-luasnya kemanusiaan.
“Saya itu terkesan dengan nama, Universitas ‘Aisyiyah. Di mana Aisyah adalah kita kenal sebagai perempuan muslimah yang kita hormati semua,” ujarnya.
Selain itu, dia juga penasaran karena sebagai universitas yang peyelenggaranya adalah perempuan, namun mahasiswanya tidak semua perempuan. Dalam penjelasan Warsiti, Unisa Yogyakarta saat ini memiliki pendidik sebanyak 30 persen adalah laki dan 70 persen adalah perempuan. Termasuk mahasiswanya juga memiliki kompetisi demikian.
“Ini satu bukti bahwa perempuan itu lebih maju ketimbang laki-laki, karena ada profesi yang dimonopoli oleh perempuan. Kalau lakinya tidak mampu menjadi bidan, kalau lakinya jadi bidang mungkin pada jatuh pingsan,” selorohnya yang diikuti ketawa khasnya.
Perlu diketahui, selain Unisa Yogyakarta, ‘Aisyiyah juga memiliki dua universitas lain, yaitu Universitas ‘Aisyiyah Surakarta, dan Universitas ‘Aisyiyah Bandung. Jaya Suprana dengan ini juga mendukung praktik baik yang dilakukan oleh Perempuan Muhammadiyah atau ‘Aisyiyah terkait dengan perannya untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa.