MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Puasa itu ibadah yang tidak terlihat oleh orang lain. Apakah seseorang itu puasa ataukah tidak, orang lain tidak mengetahui. Inilah kehebatan ibadah puasa. Hanya pelaku dan Tuhan saja yang tahu. Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Shoimah Kastolani menyebut bahwa puasa melatih kejujuran jiwa.
“Bulan Ramadan mengajarkan kepada kita mendidik jiwa kita supaya jujur dan amanah. Ibadah puasa memang ujian kejujuran, karena yang tahu hanya Allah Swt,” tutur Shoimah Kastolani dalam acara HalalBihalal – Silaturahmi Idulfitri 1442 H Keluarga Besar Muhammadiyah pada Ahad (23/05).
Menurutnya, kejujuran adalah kekuatan yang terdapat dalam jiwa yang apabila pemiliknya mampu mempertahankan kejujuran tersebut, maka ia akan menjalankan tugas-tugas yang diamanahkan. Jika seseorang pandai dan taat memegang amanah maka dia akan menjadi seorang yang terpercaya.
“Sifat jujur dan keadilan adalah tuntutannya harus diemban oleh seluruh masyarakat baik dia sebagai pejabat, sebagai pimpinan, sebagai hakim, politikus, pengugasa, wartawan, akademisi, rakyat jelata sekalipun,” ungkapnya.
Ketidakjujuran hanya akan menghancurkan puing-puing keharmonisan, memutuskan tali persatuan, dan memecahkan wadah kedamaian. Shoimah menegaskan bahwa andaikan kejujuran yang didapat dari sekolah Ramadan bisa dipertahankan dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara, maka akan menjadi modal untuk menjadi bangsa yang kuat dan tangguh.
“Jangan sampai terjadi krisis kejujuran, karena akan menjadi kehancuran. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga pun itu karena diawali dari ketidakjujuran, yang mungkin juga akan merusak persyarikatan dan amal usahanya,” tegas alumni Pondok Pesantren Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta ini.