MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Berhasil ekspor produk olahan Tepung Mocaf dampingan MPM PP Muhammadiyah ke Eropa, M Nurul Yamien, Ketua MPM PP Muhammadiyah menyebut keberhasilan ini telah melewati jalan yang panjang.
Yamien menjelaskan, pemberdayaan petani singkong di Banjarnegara, sebagai produsen singkong untuk olahan tepung mocaf telah dilakukan oleh MPM sejak tahun 2014 di bawah kepemimpinan Alm Said Tuhuleley.
“Ini momentum kedua untuk kedaulatan pangan dengan mengangkat singkong, sebagai satu jenis makanan yang mengalami marjinalisasi. Bukan hanya marjinalisasi secara ekonomi karena harga yang terlalu rendah dan direndahkan, tetapi juga mengalami marjinalisasi stigma sosial,” ungkap Yamien.
Dalam sambutan di acara Launching Eksport Tepung Mocaf pada Kamis (8/4) di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Yamien menuturkan bahwa sebelum sampai tahap untuk eksport, pola pemberdayaan dilakukan secara sederhana melalui gerakan komunitas dengan sekala yang kecil.
“Ternyata di balik gerakan sederhana yang nampaknya simpel, tetapi mengandung makna pemikiran yang sangat besar,” imbuhnya.
Yamien menjelaskan makna gagasan pemikiran pertama adalah usaha untuk kedaulatan pangan. Melalui gerakan ini dirinya berharap bisa memicu dan memberikan motivasi untuk petani singkong di daerah lain, yang nasib kesejahteraannya rendah.
Makna kedua adalah motif ekonomi, di mana melalui Rumah Mocaf yang didirikan oleh anak muda Riza Azyumarridha Azra harga singkong semakin membaik dengan model demokratisasi ekonomi. Rumah Mocaf selain menyejahterakan petani, juga menyejahterakan masyarakat sekitar melalui serapan tenaga kerja.
“Semua itu ditujukan untuk kesejahteraan dan kebangkitan petani Indonesia, terkhususnya petani singkong,” tutur Yamien.
Langkah awal ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan kedaulatan pangan di tengah Indonesia mengalami arus import. Yamien juga berharap kedepan selain ke negara Inggris, eksport Tepung Mocav juga bisa merambah negara-negara lain di Eropa dan Amerika.
Hits: 3