MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Dalam rangka penyelamatan arsip pasca pandemi Covid-19, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penyelamatan Arsip penanganan Covid-19.
Acara yang terjadwal dibuka oleh Menteri Kesehatan RI dan disambut Kementerian PAN-RB ini diikuti oleh seluruh instansi dan lembaga tinggi negara, lembaga non kementerian, perusahaan, dan organisasi kemasyarakatan bersama organisasi politik.
Kepala ANRI, Imam Gunarto menyampaikan bahwa langkah pengarsipan penanganan Covid-19 ini perlu dilakukan agar generasi di masa depan dapat mengambil manfaat dan pelajaran.
Di samping itu, arsip ini akan berfungsi bilamana di masa depan terjadi lagi fenomena pandemi sehingga pemerintah dan masyarakat tidak panik dan gagap dalam menghadapinya.
Saat ini, ANRI total telah menerima hampir 7.000 arsip fisik dan 2.000 arsip digital terkait penanganan pandemi Covid-19 dari instansi dan lembaga negara.
Apresiasi Muhammadiyah, Arsip Menjaga Memori Kolektif dan Mitigasi
Pada acara yang bertempat di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, Gedung ANRI, Jakarta Selatan itu, Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) tampil sebagai perwakilan pengisi panel dari organisasi kemasyarakatan atau Non Government Organisation.
Sekretaris MCCC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Arif Nurkholis mengatakan upaya pengarsipan ini adalah langkah strategis sekaligus langkah mitigasi.
“Muhammadiyah sebagai wakil dari unsur masyarakat sangat mengapresiasi pelibatan ini, yang membuktikan adanya komitmen ANRI bahwa penyelamatan memori kolektif bangsa dalam penanganan Covid-19 dilakukan oleh berbagai unsur bangsa, termasuk masyarakat dan komunitas. Termasuk jaringan komunitas keagamaan seperti Muhammadiyah yang masif bergerak dalam penanganan pandemi dari Aceh hingga Papua,” ucapnya.
Dalam manajemen bencana, kata dia dikenal upaya pengurangan risiko dalam bentuk pengurangan berbagai kerentanan fundamental di masyarakat. Ketiadaan arsip dalam hal ini sama halnya dengan menghapus memori kolektif masa lalu yang mengakibatkan suatu bangsa akan kembali mengalami kegagapan andaikata terjadi bencana yang sama.
“Muhammadiyah berkepentingan erat pada upaya penyelamatan arsip ini karena bagi Muhammadiyah upaya ini sejalan dengan misi Muhammadiyah untuk ikut berkontribusi mengawal pembangunan dan kesejahteraan bangsa yang berpijak dalam kaidah-kaidah ilmiah, berpijak pada memori sejarah yang otentik dan berpijak pada kesepahaman bahwa bangsa ini dibangun oleh berbagai elemen bangsa termasuk organisasi kemasyarakatan. Karena itulah Muhammadiyah bekerja sama dengan ANRI tidak hanya pada pandemi ini, namun sudah jauh hari, termasuk dalam kegiatan-kegiatan riset, penulisan sejarah, pembuatan film dan pengembangan Museum Muhammadiyah,” jelasnya.
Terakhir, Arif berpesan agar kesadaran terhadap arsip ini kian digencarkan oleh berbagai pihak, termasuk lembaga dan majelis yang ada di Muhammadiyah.
Apalagi mengingat penanganan Covid-19 oleh Muhammadiyah masih berjalan hingga akhir tahun 2022. Sampai bulan Juli ini, MCCC diketahui telah melakukan vaksinasi pada sedikitnya 2.000.000 orang.
“Bangsa yang maju, tercerahkan dan tangguh bencana tentu tidak mungkin meninggalkan tradisi ilmiah, tradisi menghargai sejarah dan dokumentasi proses, dan tradisi keagamaan yang berkemajuan. Salah satu upaya nyata menjalankan komitmen itu adalah dengan pengelolaan arsip yang baik,” pungkas Arif. (Afn)
Hits: 4