MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Koordinator Divisi Logistik Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Masyhuri Masyhuda mengaku tak habis pikir dengan ulah oknum yang sengaja menyebar berita palsu bahwa Muhammadiyah diskriminatif dalam melakukan vaksinasi.
Padahal, Muhammadiyah sedari awal termasuk ormas yang bergerak paling cepat membantu pemerintah melawan pandemi.
Sebagai buktinya, MCCC didirikan delapan hari lebih awal daripada pembentukan Gugus Tugas Penanganan Covid milik Pemerintah. Muhammadiyah melalui MCCC juga merogoh kocek sedikitnya Rp344 milyar untuk 31 juta jiwa penduduk Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Kamis (1/4) akun @H_Safardan_ mengunggah sebuah potongan video berdurasi 32 detik yang menampilkan seorang petugas koordinasi vaksin bahwa pemilik KTP non-Islam dalam antrian pelayanan vaksin di Istora Senayan itu tidak bisa dilayani.
Yang mengecewakan, akun tersebut tidak mencari informasi utuh, namun malah mengunggah dengan kalimat provokatif yang berhasil menyebar informasi palsu dan kebencian kepada masyarakat umum.
“apa2an ini. Ada @muhammadiyah Ada Vaksin dan ada sebut Non Islam tidak dilayani. Begitu maen kalian yak”, begitu tulisnya.
Seratus Persen Hoax
Ditemui Muhammadiyah.id, Rabu (7/4) Koordinator Divisi Logistik Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Masyhuri Masyhuda yang turut menjadi panitia di tempat dan waktu kejadian dalam video tersebut menegaskan bahwa narasi di video tersebut seratus persen salah.
Menurutnya, masalah yang terjadi di Istora adalah murni kesalahpahaman prosedural antara pria dengan pengeras suara yang bukan dari tim Muhammadiyah dengan peserta. Muhammadiyah, menurutnya tak pernah memandang agama dan suku dalam pelayanannya.
“Perlu kami tegaskan bahwa tidak benar isu itu, kejadian yang sebenarnya di Istora Senayan yaitu ada proses registrasi ulang di panitia atau pihak PIC Muhammadiyah karena proses pendaftarannya menggunakan dua link. Satu google form yang disebar tim MCCC, kedua yang disebar oleh Loket.com,” ungkapnya.
“Nah, ini ada missed (kelalaian) di antara panitia yang di Loket.com sehingga bisa diakses oleh orang lain tanpa sepengetahuan panitia. Tapi anyway, semuanya sudah clear, semuanya sudah ditabayyunkan. Saya langsung diminta oleh PP Muhammadiyah untuk klarifikasi di Istora Senayan,” imbuh Masyhuri.
Muhammadiyah sendiri menurut Masyhuri terlibat acara di Istora atas permintaan langsung oleh Menteri BUMN Erik Thohir.
Dalam program vaksinasi nasional sebelum munculnya berita palsu tersebut, Muhammadiyah sesuai penuturan Masyhuri juga telah memiliki program vaksinasi lintas iman terhadap berbagai kelompok dari agama maupun kepercayaan lain.
Rencananya Muhammadiyah akan menyelenggarakan kegiatan vaksinasi lintas iman di kampus USU Medan. Sementara itu, program vaksinasi kedua yang dilaksanakan di Gedung PP Muhammadiyah Jakarta, Kamis (8/4) juga melibatkan kelompok lintas iman.
“Ada lima orang dari wali murid Kanisius (sekolah Katolik) bahkan ada juga saudaranya pak TB Silalahi (tokoh Kristen nasional, mantan Wantimpres)”, tutupnya.
Hits: 411