MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Islam yang dipahami oleh Muhammadiyah tidak hanya memerintahkan salat dan zakat saja, melainkan juga banyak hal. Bahkan menurut Muhammadiyah, Islam adalah agama yang membangun peradaban.
Pemahaman tersebut menurut Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Hilman Latief menuturkan perintah yang disebutkan dalam Al Qur’an dan Sunah dipraktikkan Muhammadiyah menjadi gerakan amal baik, yang solutif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia.
Pada Pengukuhan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Yaman, Sabtu (26/8) secara virtual, Hilman menjelaskan, bahwa Islam yang dipahami oleh Muhammadiyah bukan hanya berisi tentang perintah salat dan zakat saja. melainkan Islam harus menjadi solusi terhadap peradaban.
Hilman mencontohkan, salah satu bentuk solusi yang dihadirkan oleh Muhammadiyah sebagai solusi terhadap permasalahan manusia adalah Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) atau yang lebih dikenal dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Melahirkan gerakan amal kebajikan merupakan konsekuensi dari Islam Berkemajuan yang dipedomani oleh Muhammadiyah. Dalam pandangannya, gerakan berkemajuan merupakan gerakan amal. Di mana gerakan tersebut didekatkan pada aspek sosial.
Merujuk ke beberapa literatur, Hilman menyebut bahwa gerakan amal sosial merupakan artikulasi dari perintah agama yang berkoherensi dengan manusia dan lingkungan. Artikulasi amal kebajikan tersebut didasarkan pada semangat keislaman yang dipahami oleh Muhammadiyah.
Cara ‘Aisyiyah Mengartikulasi Islam
Termasuk gerakan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah, menurut Hilman juga bagian dari artikulasi keislaman. Dakwah yang dilakukan oleh perempuan Islam Berkemajuan bukan hanya di mimbar, melainkan terjun ke masyarakat menjadi solusi atasi masalah stunting, gizi buruk, keberdayaan perempuan, kesetaraan dan lain sebagainya.
“Hal-hal semacam itu sudah banyak juga menjadi pengalaman Persyarikatan Muhammadiyah termasuk ‘Aisyiyah di dalam itu, dan gerakan amal ini juga amal sosial itu sudah banyak diterjemahkan,” tutur Hilman.
Oleh karena itu ke depan Hilman mengajak kepada kader dan pimpinan persyarikatan untuk kembali menata, dan mempertanyakan kira-kira untuk kedepan ijtihad apalagi yang bisa dilakukan dalam gerakan amal ?.
Namun demikian, agar tidak tercerabut dari akar gerakannya, ijtihad atau pembaharuan yang dilakukan pada era sekarang supaya berpijak pada hasil-hasil muktamar Muhammadiyah, selain itu juga merujuk produk-produk pemikiran Muhammadiyah yang kaya sejak awal organisasi berdiri.
Hits: 28490