MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Alquran melalui ayat ke-30 Surat Al Baqarah menegaskan bahwa tujuan manusia diturunkan ke bumi sebagai pengelola bumi (khalifatu fil ardh). Karena itu, dunia bukanlah sesuatu yang harus dijauhi.
“Pandangan Islam tidak membenarkan manusia anti dunia, menjauhi dunia, lari dari dunia. Sikap zuhud dan wara’, ingin bersih dari dunia mungkin secara perorangan bisa dilakukan. Tapi ketika semua manusia menjauhi dunia, maka dunia akan berjalah sekehendaknya. Maka Islam pun melarang manusia anti dari dunia, lari dari dunia,” terang Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Senin (5/7).
Dalam acara bertajuk “Refleksi Haedar Nashir” di Tv Muhammadiyah, Haedar menjelaskan bahwa meskipun Islam tidak membenarkan umatnya menjauhi dunia, Islam juga memberi pedoman agar umat Islam tidak terjerumus dalam kehidupan dunia semata sebagaimana orang sekuler ataupun orang yang tidak beriman.
“Islam juga tidak boleh menjauhi dunia dan anti dunia. Karena ketika manusia muslim anti dunia, kata Jalaludin Ar Rumi jangan salahkan jika orang-orang zalim, orang-orang kafir dan orang-orang tamak menguasai dunia karena kaum beriman tidak mau mengurus dunia,” katanya.
“Maka Islam berada pada titik tengah di mana dunia harus dikelola dengan sebaik-baiknya, kita tidak boleh larut pada dunia dan kita tidak boleh anti pada dunia. Tapi dunia harus diurus oleh kita sebagai khalifah di muka bumi atau kita sebagai hamba Allah yang berjiwa taslim (tunduk),” imbuhnya mengutip Surat ke-77 dari Al Qashas.
Posisi tengahan seperti ini dalam menyikapi dunia menurut Haedar dimaknai Kiai Ahmad Dahlan dengan merintis Muhammadiyah untuk menerjemahkan Islam sebagai agama amaliyah yang membawa pada kemaslahatan kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
“Contoh nyata ketika Kiai Dahlan mengimplementasikan Al Maun sampai diajarkan selama tiga bulan. Yang melahirkan ide dan kelembagaan hospital atau rumah sakit di embrio awal. Ini merupakan bukti bahwa Kiai Dahlan memahami betul dan memelopori Islam sebagai agama amaliyah. Beliau juga mengajarkan Surat Al Ashr sampai 8 bulan lamanya untuk memberi kesadaran kepada manusia tentang zaman. Di mana kita harus beriman, beramal saleh dan saling wasiat dengan kebenaran dan kesabaran,” tuturnya.