MUHAMMADIYAH.OR.ID, VICTORIA – Memasuki usia abad kedua, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mulai fokus mengembangkan program internasionalisasi. Selain mendorong diaspora kader, penerjemahan ideologi Muhammadiyah ke dalam bahasa asing diikuti dengan pembangunan amal usaha di berbagai negara.
“Abad kedua ini adalah waktu bagi Muhammadiyah berkontribusi untuk semesta. Kita sudah berkontribusi besar bagi Indonesia. Sekarang waktunya melebarkan sayap ke seluruh dunia dan kita punya kewajiban menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin,” kata Ketua PCIM Australia, Hamim Ilyas.
Dalam pengajian ‘Aisyiyah Jawa Barat, Ahad (27/2) Hamim menyebut bahwa agenda Internasionalisasi PP Muhammadiyah menjadi fokus gerakan PCIM Australia.
Menurut Hamim, Internasionalisasi Muhammadiyah berjalan baik apabila memiliki tiga unsur, yakni sistematis, berkemajuan, dan berkelanjutan. Aspek inilah yang kemudian dikerjakan oleh PCIM Australia dengan mendirikan amal usaha di bidang pendidikan.
“Muhammadiyah lebih dari sekadar gerakan dakwah. Dia adalah gerakan intelektual yang membentuk amal usaha nyata yang berkemajuan dan berkelanjutan yang dinikmati tidak hanya oleh warga Muhammadiyah, tapi warga semesta,” ungkapnya.
Sebagai organisasi non-profit yang telah berbadan hukum, PCIM Australia kini telah memiliki dua aset Amal Usaha di Narre Warren East dan di Melton, Victoria. Meski dikelola PCIM Australia, keduanya adalah milik penuh PP Muhammadiyah.
Setelah berhasil mendirikan Muhammadiyah Australia College, PCIM Australia juga mulai mencanangkan untuk membuat mualaf center serta kegiatan vokasi di bidang kuliner Indonesia.
“Muhammadiyah sudah harus melihat keluar. Sudah harus berani dan tampil ke depan, tidak lagi berada di kandang Indonesia, tapi bermanfaatnya sudah harus dirasakan warga dunia di manapun kita berada,” pungkasnya. (afn)
Hits: 24