Fauzan Anwar Sandiah
Ikhtiar Menyelamatkan Semesta adalah tema milad ke-111 Muhammadiyah. Tema milad ini berakar secara historis dalam pemikiran keagamaan, ideologi dan keorganisasian di Muhammadiyah yang mengalami pematangan dari waktu ke waktu. Tema milad ini pula memiliki makna khusus bagi Muhammadiyah dan anggotanya.
Ikhtiar Menyelamatkan Semesta setidaknya terkait dengan tiga hal berikut: Pertama, pandangan Muhammadiyah tentang Islam; kedua, karakter dan watak organisasi Muhammadiyah sebagai gerakan gerakan dakwah dan tajdid; ketiga, pandangan Muhammadiyah terkait problem-problem multidimensional, mulai dari krisis kemanusiaan, kemiskinan struktural, degradasi ekologi, konflik dan peperangan, hukum dan hak asasi manusia, serta berbagai hal lainnya.
Di usia ke-111 tahun, Muhammadiyah meneguhkan diri sebagai gerakan Islam yang telah melewati berbagai situasi dan telah menjadi pelopor di berbagai bidang kehidupan bangsa. Termasuk ikut mendirikan negara Republik Indonesia melalui niat tulus dan kerja tanpa pamrih dari para pimpinan, anggota, kader, dan penggerak amal usahanya.
Tujuan Kesemestaan Islam bagi Muhammadiyah
Cita-cita para pendiri Muhammadiyah adalah meneguhkan Islam sebagai agama yang mencerahkan dan menjadi rahmatan lil ‘alamin. Dalam alam pikiran Muhammadiyah, Islam memiliki tujuan-tujuan kesemestaan yang menuntun setiap muslim supaya mengerahkan segenap ikhtiar untuk mewujudkannya.
Pada Muktamar ke-34 tahun 1959, Prof. Abdul Kahar Mudzakkir mengurai tujuh karakter seorang muslim, yakni: (1) berjiwa tauhid yang murni dan beriman; (2) beribadah kepada Allah; (3) berbakti kepada kedua orang tua dan baik kepada kerabat; (4) memiliki akhlak tinggi dan halus perasaannya; (5) berilmu pengetahuan dan mempunyai kecakapan; (6) cakap memimpin keluarga, masyarakat, dan pemerintahan; (7) yakin dapat menguasai dan mempergunakan amal seisinya untuk kebaikan umat manusia yang akan dibawa pada bakti kepada Allah, tuhan semesta alam.
Dari karakter-karakter muslim tadi, nomor ketujuh menampakkan dengan jelas tujuan-tujuan kerahmatan bagi alam semesta yang dibawa oleh Islam. Salah satu di antaranya adalah menjalankan tugas dakwah dengan mengimplementasikan kualitas keimanan dan ketaqwaan menjadi rangkaian amal di segala bidang kehidupan sehingga mencerahkan dan menjadi perwujudan keselamatan untuk alam semesta.
Dakwah, Tajdid, dan Tujuan-Tujuan Kesemestaan
Karakter dakwah Muhammadiyah adalah menebarkan risalah Islam sebagai rahmat bagi alam semesta. Dakwah bagi Muhammadiyah tidak sekedar menyampaikan (tabligh), tapi juga harus dilandasi oleh spirit tajdid (pembaruan).
Sebagaimana alam semesta yang terus menerus berkembang, maka dakwah risalah Islamiyah tidak mungkin berhenti di tempat. Tidak dinamis. Dan kehilangan kekuatan dalam menjawab masalah zaman.
Dakwah yang dilandasi oleh tajdid merupakan sikap keislaman Muhammadiyah dalam merumuskan, menyebarkan, dan mengembangkan pemikiran keagamaan. Manusia telah ditugaskan oleh Allah Swt untuk menjadi khalifah fi al-ardh, pengelola, penjaga, dan pelindung bumi.
Maka, salah satu tujuan-tujuan kesemestaan yang menjadi tugas manusia adalah mencerahkan kehidupan manusia sehingga kehidupan di muka bumi ini tidak jatuh ke dalam kemalapetakaan.
Hal ini telah ditegaskan dalam Keputusan Muktamar ke-43 tahun 1995 bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid mengemban tugas untuk menjawab berbagai tantangan peradaban, di antaranya: “proses global ini tampaknya semakin memperkeras konflik kepentingan, baik kepentingan ideologi, politik, ras, ekonomi, sosial, maupun kebudayaan, disertai ancaman akan kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan dan sistem kebudayaan umat manusia dalam semesta kehidupan universal.”
Pada Muktamar ke-48 tahun 2022, dakwah dan tajdid Muhammadiyah ditujukan untuk menjaga kesinambungan dan mengembangkan tata kelola dalam hal perkhidmatan keumatan, perkhidmatan kebangsaan, perkhidmatan kemanusiaan, perkhidmatan perkhidmatan global, dan perkhidmatan masa depan.
Ikhtiar yang Berkelanjutan
Perjalanan Muhammadiyah di usianya yang ke-111 menunjukkan bahwa karakter dakwah dan tajdid Muhammadiyah adalah berkelanjutan. Rumusan-rumusan, langkah, dan tata kelola dakwah Muhammadiyah selalu menatap ke depan. Maka, Muhammadiyah selain berkepentingan untuk merawat soliditas ke dalam juga senantiasa mendorong diri untuk menginisiasi sesuatu yang baru di luar sana.
Apa yang Muhammadiyah lakukan selama 111 tahun tersebut, berawal dari Yogyakarta, kini telah dan akan terus menembus sekat geografis. Kemerduan alunan biola yang dimainkan KH. Ahmad Dahlan untuk menjelaskan keselarasan nyawa Islam dan semesta alam ternyata tidak hanya menembus hati para muridnya 111 tahun lalu, tapi juga menembus dan menggerakkan jutaan orang untuk berteguh hati bersepakat pada misi Risalah Islam Berkemajuan.
Hits: 1758