MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan bahwa sikap yang dimiliki pimpinan, kader, dan warga Muhammadiyah tercermin dalam segala pemikiran dan tindakan yang dilakukan.
“Sesungguhnya sikap dan pandangan tindakan kita itu mencerminkan kita. Kita bukan sebagai pribadi tetapi kita sebagai jamaah Muhammadiyah yang juga menjadi bagian dari organisasi Muhammadiyah. Ketika kita orang per-orang tentu akan lebih mudah baik ketika berpandangan atau merespon keadaan karena tiap orang punya alam pikiran sendiri-sendiri,” tutur Haedar dalam Pengajian Umum Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bandung (PDM), Ahad (19/9).
Tetapi menurut Haedar, lain halnya ketika menyangkut organisasi tertentu. Dalam menentukan tindakan dirasa perlu keseksamaan antara yang dipikirkan, direspon dan tindakan yang dilakukan haruslah mencerminkan organisasi itu sendiri. Seperti halnya dalam bermuhammadiyah apapun yang dilakukan harus mencerminkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam karena berdampak pada identitas gerakan.
“Inti dari persoalan yang berkaitan dengan ideologi adalah persoalan identitas. Karena ideologi itu menyangkut sistem keyakinan dan pandangan yang menyeluruh tentang kehidupan tentu identitas dasar ini tidak lain dan tidak bukan adalah Islam maka Muhammadiyah menegaskan dirinya sebagai gerakan Islam,” kata Haedar.
Haedar mengungkapkan sebagai gerakan Islam tentunya Muhammadiyah berdampingan dengan organisasi lain yang lebih tua maupun lebih muda. Pada proses itu pasti terdapat perbedaan-perbedaan.
“Secara keseluruhan jika dirujuk pada Islam, maka semuanya Islam tetapi ketika menyangkut gerakan tentu ada karakter masing-masing sesuatu yang berbeda yang tentu keberbedaan itu sebagai hikmah, khazanah, mozaik yang semuanya itu untuk dan atas nama Islam dan kenyataan memang ketika Islam berkembang begitu rupa memang terjadi berbagai beda pandangan. Jadi memang satu islam namun banyak warna,” jelas Haedar.
Haedar menegaskan kehadiran Muhammadiyah bukanlah untuk mempertajam perbedaan-perbedaan itu tetapi bagaimana menciptakan keselarasan yang bergerak dalam perbedaan.
Mengapa Harus Memahami Identitas Muhammadiyah?
Hal tersebut menurut Haedar menjadi penting karena memang organisasi tumbuh dan berkembang karena adanya setiap individu di dalamnya yang memahami karakter dalam organisasi.
Pada AD/ART disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi Islam dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid berakidah Islam kemudian maksud dan tujuannya adalah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Identitas ini bukan sembarang di rumuskan tetapi merupakan formulasi dari KHA Dahlan dan Muhammadiyah generasi awal yang menjadi karakter khas Muhammadiyah yang berbeda dengan organisasi lain dan gerakan keagamaan lain,” terangnya.
Di tengah lalu lintas pemikiran pemahaman dan Islam di era sekarang ini Haedar mengimbau para Pimpinan, kader, dan warga Muhammadiyah untuk memahami identitas Muhammadiyah dan tidak terbawa arus pemikiran, tindakan, dan kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai karakter gerakan Muhammadiyah.