MUHAMMADIYAH.OR.ID. YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir sampaikan tahniah atas dikukuhkannya Gunawan Budiyanto, Rektor UMY sebagi Guru Besar Bidang Pertanahan.
Haedar mengingatkan bahwa Guru Besar merupakan uswah atau teladan bagi civitas akademika disekelilingnya. Lebih spesifik kepada Prof. Gunawan, bahwa capaian ini merupakan penyambung tradisi ‘Guru Besar Bangsa’ Ki Bagus Hadikusumo, yang merupakan kakeknya Prof. Gunawan.
“Saya yakin ini akan menjadi pendorong bagi UMY, terlebih kita sudah punya pusat riset. Ini menjadi tonggak yang sangat penting,” ungkap Haedar pada, Sabtu (26/3) di acara Orasi Ilmiah Guru Besar Prof.
Haedar yakin, lembaga pendidikan tinggi akan menjadi suluh perubahan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, era revolusi industri 4.0 yang terjadi di dunia, belum sepenuhnya itu berlaku di Indonesia.
Itu disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya strata keilmuan di masyarakat umum masih rendah. Dicerminkan dengan masih banyaknya di Indonesia dalam memandang realitas masih memakai kacamata mitos-mitos komunal.
Menyinggung tentang judul Orasi Ilmiah Guru Besar, Prof. Gunawan Budiyanto tentang “Telaah Tanah dan Lingkungan dalam Dimensi Qur’ani”. Haedar menyebut ini merupakan hal yang menarik, sekaligus penegasan bahwa isi Al Qur’an bukan hanya perintah dan larangan.
Menurut Haedar mengutip beberapa sumber, bahwa ayat-ayat tentang fiqih atau perintah dan larangan dalam Al Qur’an hanya sekitar 10 persen. Sedangkan ayat-ayat tentang ilmu, amal, alam semesta, iman, dan amal saleh lebih banyak dari pada ayat-ayat tentang fiqih.
Haedar yang juga Guru Besar Bidang Sosiologi berharap, supaya Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA) dengan semakin banyaknya Guru Besar yang lahir di dalamnya menjadikan PTMA driving force bagi masyarakat sekelilingnya maupun masyarakat lebih luas.
Hits: 4