MUHAMMADIYAH.OR.ID, LOMBOK BARAT – “Saya yakin bahwa rancang bangun untuk komplek besar Boarding School Mu’allimin Muhammadiyah ini akan terlaksana dalam jangka panjang karena semangat dari seluruh keluarga besar Pimpinan Wilayah hingga didukung oleh umat dan berbagai pihak termasuk dari keluarga santri akan menjadi penopang bangunan dan kemajuan Mu’allimin,” ungkap Haedar Nashir dalam Peresmian Gedung Mu’allimin Muhammadiyah, Lombok Barat, Ahad (3/7).
Pembangunan Boarding School Mu’allimin Muhammadiyah ini diyakini Haedar akan terus berkembang. Hal itu tentu karena warga Persyarikatan terutama pengelola Boarding School Mu’allimin Muhammadiyah memiliki ruh dakwah, jihad fi sabilillah termasuk dengan ilmu dan harta juga pikiran dan harta selain dengan jiwa.
“Dan jihad fi sabilillah yang justru ingin membangun kehidupan Islam yang menjadi spirit jihadnya Muhammadiyah,” kata Haedar.
Haedar menyampaikan juga bahwa ada banyak jalan menuju ridho Allah dan salah satunya dengan berupaya dengan segala kemampuan kita untuk membangun kejayaan Islam dan kaum muslimin melalui Muhammadiyah. ”Jadi muhammadiyah ini untuk kejayaan dan kemajuan kaum muslimin yang nanti berdampak langsung untuk kejayaan bangsa dan umat manusia wujud dari rahmatan lil alamin,” terangnya.
Agar hal itu terwujud, Haedar mengingatkan bahwa ruh gerakannya harus ruh dakwah dan harakah yang diikuti dengan semangat membangun dan memajukan yang bisa berdampak positif di masa depan.
“Kita punya 172 PTMA sampai ada yang sudah bertaraf internasional, UMM, UMS, UMY, Universitas Aisyiyah dan juga di sini UMMAT semuanya dimulai dari 0 sampai akhirnya bisa besar hal itu karenanya adanya ruh jihad fi sabilillah untuk kejayaan umat, bangsa dan kejayaan manusia,” paparnya.
Adanya kekurangan yang dimiliki, kata Haedar, nantinya akan berproses. Maka semuanya perlu berdoa agar segala upaya dapat terwujud. Jika doa dan ikhtiar terus dipanjatkan bersama dengan semangat ukhuwah maka pintu langit akan terbuka.
Kemudian, Haedar mengatakan agar kita jangan menunggu bangunan sempurna. Maksudnya ia meminta para guru, tenaga kependidikan dan santri untuk menjadikan Boarding School Mu’allimin ini sebagai tujuan dan pilihan. “Kalau mau sekolah ke sini belajar ilmu di sini. Memajukan dan menjayakan sekolah ini,” tuturnya.
Secara tidak langsung, pemilihan nama Mu’allimin ini juga berpengaruh dan berhubungan dengan Madrasah Mu’allimin di Yogyakarta yang sudah berdiri lebih dulu dan menjadi sekolah perkaderan. Maka seluruh guru, tenaga kependidikan, dan santri harus berbangga.
Pada pola pendidikannya pun, lanjut Haedar, dapat dilakukan sama atau mirip walaupun nanti ada perbedaan khusus. “Karena itu, anak-anakku sekalian dari kelas 7-12 semangatnya harus bagaimana sesuai namanya itu boarding school Mu’allimin Muhammadiyah. Yakni Harus berpikiran maju, positif, sebagaimana umat Islam, begitu masuk harus semangatnya semangat berkemajuan,” pesannya.
Hits: 53