MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Muhammadiyah harus mampu membuat program peningkatan kualitas pendidikan yang lebih inovasi dan kreativitas yang bersifat online. Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari peranan guru.
“Guru saat ini harus mampu memberikan inovasi dalam mengelola materi pembelajarannya, di samping itu juga tentu orang tua dan keluarga harus mampu menjalankan fungsi dan juga kewajiban utama dalam mendidik anaknya,” tutur Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam pembukaan Rakernas Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah pada Senin (21/12).
Diperlukan kolaborasi antara guru maupun pihak orangtua siswa dalam memobilitasi pembelajaran, sehingga ini menjadi upaya bersama untuk mampu mendorong pemahaman materi dari yang diajarkan.
“Semangat memajukan pendidikan sudah menjadi tekat persyarikatan Muhammadiyah dan menjadi pilar utama dalam berdakwah persyarikatan,” jelas Haedar.
Haedar mengatakan, Dikdasmen PP Muhammadiyah diharap dapat memobilisasi dalam merumuskan terobosan dan kreativitas baru dalam mengembangkan pembelajaran di tengah pandemic covid-19.
“Ini artinya Muhammadiyah juga turut andil dalam memberi solusi dalam mengoptimalisasikan penyelenggaraan pendidikan secara nasional. Perlu kiranya Muhammadiyah mengoptimalkan pendidikan daring di tengah pandemi. Jangan sampai pendidikan hanya diserahkan sepenuhnya pada pendidikan formal,” jelas Haedar.
Majelis Dikdasmen Perlu Mengatur Peran Ruang Publik
Selain itu, Haedar juga berpesan agar Majelis Dikdasmen perlu menata gerak dan arah ke depannya. Termasuk dalam mengatur perannya dalam isu seputar ruang publik dan peran keluarga untuk memajukan penyelenggaraan pendidikan.
“Pendidikan di masa pendemi adalah beban dalam dunia pendidikan paradigma revolusi 4.0. Dunia pendidikan harus mampu menjalankan aspek penyelanggaraan dalam pendidikan (kurikulum),” imbuh Haedar.
Majelis Dikdasmen dapat bekerjasama dengan ‘Aisyiyah dalam hal pendampingan keluarga. Sehingga pendidikan juga berarti memulihkan fungsi keluarga. Ke depan fungsi keluarga untuk banyak kepentingan nasional, dan juga kepentingan distribusi. Fungsi keluarga yang pra sejahtera harus ada pendampingan.
Selain itu, perlu juga dilakukan akselerasi lembaga pendidikan guna menyasar kelompok atas.
“Tidak ada konflik kelas di Muhammadiyah, kelas atas dan bawah berhak memperoleh pendidikan secara adil dan berkualitas. Begitu pula dengan distribusi beasiswa. Hidup dalam semangat pengabdian, homo sapiens, sebagai makhluk sosial,” tutup Haedar.
Hits: 3