MUHAMMADIYAH. OR.ID, YOGYAKARTA- Ketua Umum Pimpinan Pusat Prof Haedar Nashir mengatakan, jika kita merasa kehilangan jangan sekali kali masuk pada kata “andaikan begini dan andaikan begitu”.
Karena itu punya peluang kita digoda oleh syaitan.
“Kematian itu punya wasilah ada yang sakit dan tidak sakit, ada yang tiba-tiba pergi tanpa bertemu, kematian tidak karena sebab namun ada wasilah. Rasulullah bahkan sempat sakit beberapa hari sebelum beliau wafat, orang sakit dan wafat itu adalah hukum ajal. Wilayah akal tidak akan bisa masuk jika berbicara kematian dan satu-satunya jalan umat Islam memahami kematian adalah iman. Maka para ahli hikmah mengatakan satu iman yang paling sulit adalah “iman pada takdir”,” ucap Haedar Nashir dalam acara takziyah virtual almarhum Anjar Nugroho pada Kamis (17/12).
Haedar menuturkan, kematian merupakan sesuatu yang nyata bagi kaum beriman dan pasti datangnya.
“Namun ketika datang ajal kita tidak selalu siap, biarpun akhirnya kita ikhlas dan sabar. Allah selalu mengingatkan kita mengenai kematian, pentingnya sabar itu puncaknya ada pada kata innalillahi wa inna ilaihi roji’un (Segala sesuatu itu asalnya dari Allah dan akan kembali ke Allah),” jelas Haedar Nashir.
Untuk itu Haedar mengajak untuk kepergian Dr Anjar Nugroho dengan doa agar beliau diringankan, dengan cara diterima amal ibadahnya, diampuni kesahalahnnya dan diterangkan kuburnya sampai nanti pada hari hisab.
“Begitu juga kita yang tinggal menunggu waktu pada hari ini,” doa Haedar Nashir.
Haedar juga mejelaskan bahwa apabila mati anak cucu Nabi Adam putus seluruh amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh jariyah, kedua adalah anak yang shaleh yang mendokan kedua orang tua.
“Didik anak kita menjadi anak yang sholeh yang bisa birul walidayin yang mendoakan kedua orang tuanya. Didik mereka menjadi anak sholeh sholehah. Termasuk kita, yang masih punya orang tua tingkatkan birul walidayin, untuk orang tua yang sudah berpulang, sempatkan untuk kirim doa untuk mereka,” ucap Haedar Nashir.
Ketiga adalah ilmu yang bermanfaat, Haedar Nashir mengatakan, Dr Anjar Nugroho sudah meninggalkan banyak ilmu dan pemikiran yang berfaedah untuk setiap orang.
“Tugas kita adalah menyambung apa yang sudah dilakukan. Dalam salah satu hadist Nabi bersabda yang artinya memiliki makna kebaikan orang tua kita atau orang yang kita sayang ketika dia berpulang adalah dengan menyambung kebaikannya. Amal itu akan terus mengalir ketika kita meneruskan kebaikan itu,” imbuh Haedar Nashir.
Selain kebiasaan yang baik yaitu berziarah, Haedar Nashir mengajak kita untuk menghargai tentang kehidupan antar sesama.
“Tujuan syariah adalah ibnu nafs menjaga jiwa dan nyawa, karena kedua hal itu diberikan Allah begitu mahal dan tidak boleh disia-siakan. Jangan pernah menyia-nyiakan hidup, kematian tidak usah dikejar dia akan datang sendiri, tugas kita adalah menghargai kehidupan,” ucap Haedar.
Perkuat rasa kasih sayang persaudaraan dan rasa saling kasih, ukhuwah saling bersaudara, saling menanggung satu sama lain baik di keluarga maupun dalam keluarga besar persyarikatan Muhammadiyah.
“Betapa berharganya orang disekitar kita, yang mencintai kita dengan kelemahan dan kekurangan. Begitu juga di persyarikatan, tumbuhkan rasa saling menyayangi, membela, berukhuwah, disaat kita menghadapi keragaman. Kita tau di organisasi itu, hukum organisasi itu menyelesaikan masalah dan berikhtiar melakukan banyak hal. Jangan pernah kita memaksakan diri untuk menghadapi masalah dengan kemauan sendiri tanpa memperhatikan relasi kita. Maka dalam bermuhammadiyah itu juga perlu irfani dan ikhsan, ada wilayah kebaikan antar kita, hidupkan ruhani insyaAllah akan membawa berkah,” tutup Haedar Nashir.
Hits: 106