MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Masa pandemi membuat pengajian dan pembinaan jamaah dialihkan secara daring. Umumnya, banyak Cabang dan Ranting Muhammadiyah telah beradaptasi dan mampu menggelar forum webinar secara rutin.
Meskipun begitu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan catatan khusus. Tema webinar sekaligus narasumber, menurutnya harus memiliki keterkaitan dengan pembinaan jamaah, bukan sekadar isu-isu besar yang tidak ada kaitannya dengan Cabang dan Ranting.
“Isi webinar-webinar itu dengan misalkan Kajian Ketarjihan, Kajian Kemuhammadiyahan, Pembinaan Kehidupan Islami dalam keluarga Muhammadiyah, kemudian juga bagaimana kita hidup rukun berbangsa, bernegara dalam keragaman,” pesan Haedar dalam program di Suara Muhammadiyah TV, Kamis (16/9).
Haedar mengingatkan agar Cabang dan Ranting tidak terlena sehingga melupakan kewajiban utamanya, yaitu menghadirkan dakwah dan amal Muhammadiyah di lapisan masyarakat paling bawah. Pimpinan Cabang dan Ranting diberi pesan oleh Haedar agar selektif memilih narasumber.
“Jangan sampai nanti karena yang biasa disukai itu isu politik, baik sih (isu politik), tapi kalau setiap minggu yang diundang tokoh-tokoh besar, nanti kurang membumi,” pesannya.
Apalagi, Haedar mengingatkan bahwa setiap narasumber itu memiliki pandangan, afiliasi dan orientasi yang berbeda. Haedar mengingatkan agar Cabang dan Ranting mengadakan webinar yang lebih fokus pada pembinaan jamaah dan pengembangan amal Muhammadiyah di masyarakat sekitar.
“Jadi kalau kita mengundang tokoh itu ya seperlunya, tapi harus berpijak di bumi nyata kita. Gitu kan. Bahwa Ranting dan Cabang itu ingat, ada anggota yang perlu dibina, perlu pencerahan yang terus menerus dengan kajian tafsir, kajian tarjih, dan kajian hadis sampai pada kajian Kemuhammadiyahan untuk membangkitkan ghirah Bermuhammadiyah dalam mengembangkan misi dakwah dan tajdid,” tuturnya.
“Jadi filternya di situ. Nah di sinilah perlunya kearifan dari pimpinan Cabang, pimpinan Ranting. Jadi kalau ada misalnya satu dua orang yang terlalu bersemagnat, yang tadi, ya itu harus direm oleh yang lain, bukan apa-apa. Kan Muhammadiyah ini yang diurus banyak,” tegas Haedar.
“Belum loh soal yang lain, harus ngurus pendidikan jadi maju, kalau di bawah itu hidup tidak PAUD dan TK ‘Aisyiyahnya, hidup tidak pendidikan SD-nya? AUM-AUM sosial ekonomi yang bisa membangkitkan kehidupan masyarakat di era pandemi ini kan? Harus ada yang kita bantu, yang kita tolong, nah kalau kita habis dengan webinar-webinar menghadirkan tokoh sejagad itu nanti lupa bahwa kita ini kakinya harus berpijak di bumi nyata,” pungkasnya.