MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Guna memastikan memastikan Muktamar Muhammadiyah di Surakarta tahun 2022, Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah akhirnya menyelenggarakan Tanwir II secara daring, Sabtu-Ahad (4-5) September 2021.
Dalam pidato iftitah, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan alasan dibalik penyelenggaraan Tanwir secara daring adalah mematuhi kajian ahli epidemiologi asal Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga bersama Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) yang dilaksanakan PP Muhammadiyah pada 19 Agustus 2021.
“Menurut kajian para ahli terkonfirmasi bahwa tidaklah mudah memastikan kapan pandemi ini akan berakhir. Berbagai faktor objektif ikut menentukan bagaimana akhir wabah global ini,” tutur Haedar, Sabtu (4/9).
Dengan mengangkat tema “Optimis Menghadapi Covid-19 Menuju Sukses Muktamar ke-48”, Haedar berharap Tanwir ini dapat menghasilkan keputusan terbaik bagi kemaslahatan Muhammadiyah, umat, dan bangsa.
Penyelenggaraan Tanwir secara daring juga sebagai bentuk empati terhadap pandemi Covid-19 yang masih terjadi. Haedar mengingatkan bahwa kematian 4,546,830 jiwa di seluruh dunia dan 134,356 jiwa warga Indonesia per tanggal 3 September 2021 adalah masalah serius.
Apalagi mengingat vaksinasi belum merata di seluruh dunia, maka usaha mengubah pandemi menjadi endemi semakin mustahil. Mengutip Badan Kesehatan Dunia (WHO), Haedar menyebutkan pandemi belum akan berakhir setidaknya hingga pertengahan atau akhir 2022.
“Kemampuan mengakhiri pandemi ini tergantung pada faktor lain seperti sistem dan kondisi kesehatan di setiap negara, kebijakan dan langkah yang ditempuh secara konsisten, infrastruktur kesehatan yang tersedia, disiplin dan sikap hidup masyarakat, serta variabel penting lainnya,” ungkap Haedar.
“Kesimpulannya, usaha mengatasi pandemi Covid-19 baik dengan perubahan status menjadi endemi maupun cara mengakhirinya tidaklah mudah sebab meniscayakan segala persyaratan dan faktor yang saling terkait,” imbuhnya.
“Karenanya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam merencanakan pelaksanaan Muktamar ke-48 di Surakarta sebagaimana akan dibahas dalam Tanwir ini mempertimbangkan segala faktor dan dampaknya dari kondisi pandemi Covid-19 yang kompleks tersebut,” ungkap Haedar.