MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini menjelaskan dari sepuluh pilar Keluarga Muda Tangguh Nasyiatul Aisyiyah (KMTNA) semuanya berhubungan langsung dengan anak.
Akan tetapi ada enam poin yang menjadi fokus pada pemenuhan hak anak, termasuk dalam pemenuhan untuk tumbuh kembang mereka. Enam poin tersebut adalah kokoh aqidah dan akhlakul karimah, sehat jasmani dan rohani, anti kekerasan, kesetaraan akses, ramah lingkungan, dan tanggap bencana.
“Kokoh aqidah dan akhlakul karimah ini menyangkut pondasi agama harus kuat, terutama di lingkungan keluarga. Sehingga anak bisa memahami bagaimana cara beragama dengan baik, bertoleransi antar agama,” tutur Diyah dalam siaran pers yang diterima muhammadiyah.or.id pada, Kamis (24/2).
Pondasi ini menghadirkan agama yang sejuk, rahmatan lil alamin yang dengan mudah diterima oleh anak. Poin selanjutnya adalah sehat jasmani dan rohani, menurut Diyah kedua hal ini tidak boleh dipisahkan. Pemenuhan hak bagi dua sisi ini harus seimbang, bahkan sejak sebelum lahir sampai dengan lahir ke dunia.
“Sehingga tidak ada lagi anak stunting. Stunting ini merupakan program unggulan dari Nasyiatul Aisyiyah, dengan adanya pencegahan stunting ini bagi anak-anak Indonesia kini dan akan datang akan lebih baik secara kualitas, baik fisik maupun kecerdasan otak,” ungkapnya.
Poin selanjutnya adalah anti kekerasan, Diyah menjelaskan, baik di masa sebelum pandemi covid-19 maupun saat pandemi covid-19 kekerasan pada anak masih saja aja dan trendnya mengalami peningkatan. Diharapkan dari poin ini akan menimbulkan kesadaran respon terhadap tindak kekerasan untuk segera ditangani dengan sebaik-baiknya.
Di Indonesia, kata Diyah, yang paling mencolok dan mudah sekali dijumpai adalah ketimpangan. Ketimpangan tersebut salah satunya disebabkan oleh susahnya akses bagi, oleh karena itu penting kiranya untuk membuat kesetaraan akses menjadi poin penting dalam program KMTNA. Ketimpangan akses ini lebih-lebih dihadapi oleh anak-anak.
“Dengan kesetaraan akses ini anak-anak Indonesia bisa dipenuhi haknya, dan dilindungi haknya dengan sangat seksama. Terutama dalam lingkungan keluarga,” imbuhnya.
Tidak cukup sampai di situ, Program KMTNA juga mendorong akan pentingnya sikap yang ramah lingkungan. Poin ramah lingkungan ini bahkan selalu menjadi topik yang selalu diperbincangkan di dunia. Melalui poin ini diharapkan anak akan memiliki kesadaran sejak dini tentang lingkungan dan keluarga menjadi pionirnya.
Serta poin terakhir adalah tanggap bencana, dalam pengamatannya setiap kejadian bencana akan meninggalkan banyak luka dan anak-anak menjadi kelompok rentan yang kerap kali tidak terpenuhi hak-haknya. Maka penting mendorong akan tanggap bencana berperspektif anak, sehingga anak tidak kehilangan dunianya.