MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari adalah dua contoh tokoh syuhada’a ala an-naasi yang menjadi pembuat sejarah dengan membawa Islam yang damai dan baik. Begitu disampaikan Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam Kuliah Umum di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Senin (29/8).
Haedar melanjutkan bahwa keduanya bukan hanya tokoh yang terpandang dalam kebaikannya, dalam damainya, dalam adilnya, tetapi bahkan keduanya bersahabat dan berpikir untuk membangun kemajuan bagi umat dan bangsa.
“Itulah makna syuhada’a ala an-naasi sehingga tema moderasi beragama jangan hanya berujung pada mengajak umat beragama untuk adil, qonaah, baik tetapi juga harus syuhada’a ala an-naasi termasuk melakukan kritik ketika agama keliru, ketika kita keliru dan ketika masyarakat keliru,” ujar Haedar.
“Tidak boleh kita diam, menginap bokohan, karena apa? Ketika negara, ketika bangsa, ketika rakyat keliru dampaknya besar. Dua kader ini dalam sejarah kita perlu menjadi pengingat. 65 dan 98. Maka tidak ada pemerintahan yang bersih sepenuhnya dan baik sepenuhnya. Sebaliknya ada pemerintahan yang buruk sepenuhnya dan jahat. Semua harus kita pandang dan disitulah kita amar ma’ruf nahi munkar. Itulah gunanya kita moderasi dalam beragama,” sambungnya.