MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Menyampaikan refleksi 76 tahun dunia pendidikan Indonesia, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengingatkan bahwa dunia pendidikan Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas tidak boleh diubah ke arah pragmatis atau kebutuhan pasar.
Arah pragmatisme pendidikan itu misalnya adalah kurikulum yang mengasaskan pada prioritas ukuran nilai-nilai terkait kemampuan hard skill dibanding dengan kurikulum soft skill dan pendidikan karakter berbasis budaya daerah.Mengutip alinea keempat Pembukaan UUD 1945, Abdul Mu’ti mengutip bahwa tujuan negara Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum dan mensejahterakan kehidupan bangsa.
Tujuan ini menurut Mu’ti seharusnya diperkuat di dunia pendidikan dengan membangun karakter berbasis budaya lokal.“Nah oleh karena itulah kalau kita berbicara tentang mutu pendidikan ya kita melihat bagaimana peradaban dan budaya bangsa ini, bagaimana karakter dari suatu bangsa. Ini disampaikan tadi di depan bahwa kita ingin membangun pendidikan ini, bahwa Indonesia adalah Indonesia. Indonesia bukan Finlandia, Indonesia bukan Singapura, Indonesia bukan Australia, Indonesia adalah Indonesia,” terang Mu’ti.
Dalam forum webinar PB PGRI dengan tema Refleksi 76 Tahun Pendidikan Nasional, Sabtu (28/8) Mu’ti berharap pemerintah mengembangkan pendidikan yang mendekatkan siswa ke dalam budaya dan identitas lokal bangsa Indonesia.Menurut Mu’ti, hakikat dan tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya. Tujuan ini dianggap mustahil tercapai jika pendidikan nasional dijalankan secara pragmatis.“Inilah saya kira pesan penting tentang makna dan hakikat pendidikan serta makna dan cita-cita kemerdekaan. Kita membangun manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki potensi yang sangat besar sehingga kita harus melihat bangsa kita ini kemajuannya tidak hanya dari skor dengan berbagai macam jenis yang diselenggarakan itu,” kritiknya.
“Sebab jika itu ukurannya menurut saya itu mereduksi hakikat dan tujuan pendidikan. Kalau kita meminjam istilah di dalam SDGs (Sustainable Development Goals), pendidikan itu adalah membangun manusia sebagai well being. Nah well being ini yang menurut saya harus kita lakukan sebagai bagian dari upaya sistematis sehingga apapun keadaannya mereka harus mendapatkan perhatian yang serius,” imbuhnya.