MUHAMMADIYAH.ID,YOGYAKARTA – Memasuki tahun 2022, Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Agus Samsudin menyampaikan apresiasi atas kinerja Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA), para tenaga kesehatan, relawan, dan semua elemen Persyarikatan dalam menghadapi pandemi.
Terhitung sejak Akhir Februari 2020 hingga Desember 2021, MCCC dan seluruh elemen Persyarikatan dari Pusat hingga Ranting bergerak bersama dalam kondisi kedaruratan. Terutama pada Juni-Juli 2020 ketika terjadi puncak pandemi yang mengakibatkan terjadinya kelangkaan oksigen dan tingginya angka kematian.
“Serba darurat, berubah dan penuh diskusi dan pasti trial dan error. Covid-19 mengajarkan untuk siap menghadapi perubahan mendadak dan tidak pasti. Hidup itu penuh perubahan, apa yang terjadi hari ini bisa besok hilang, jungkir balik,” kata Agus, Ahad (2/1).
Selama masa sulit itu, hampir seluruh RSMA turun merawat pasien Covid-19. Kerja Muhammadiyah di bawah komando MCCC menurutnya cukup membanggakan kendati kondisi pendukung seperti kebijakan dan pemahaman masyarakat tidak sepenuhnya selaras.
“Dalam konteks Covid-19 percepatan proses penemuan vaksin ditambah berbagai hoax membuat ramai kalau tidak mau disebut kacau. Isu efikasi vaksin, isu konspirasi, isu bisnis, isu HAM, penanaman chips sampai isu keagamaan. MCCC berjalan terus,” ujar Agus.
Di tengah kondisi itu, MCCC bekerja sama dengan Kemenkes, TNI-Polri, dan mitra lainnya telah melakukan vaksinasi pada lebih dari 600 ribu orang yang menyasar seluruh lapisan masyarakat dan lintas agama.
Agus lebih lanjut berharap tahun 2022 ini jejaring Rumah Sakit, narasi positif dan optimisme mengalami penguatan di samping tetap dipatuhinya kampanye hidup sehat sesuai protokol kesehatan.
Terpenuhinya penguatan itu diharapkan Agus segera memulihkan keadaan sehingga masyarakat kembali hidup normal dan Muktamar Muhammadiyah di bulan November tahun ini bisa digelar meriah.
“Kepada nakes, MCCC wilayah, daerah dan cabang serta relawan tetaplah konsisten menjaga yang telah dicapai. Kepada mitra nasional/internasional yang tidak bisa disebut satu-satu, insyaallah 2022 jadi tahun akhir bencana non-alam di Indonesia,” doanya. (afn)