MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dikenal memiliki dua slogan yang sering digaungkannya dalam pidato politik, yaitu slogan Penyambung Lidah Rakyat dan slogan Ampera (amanat penderitaan rakyat).
Meskipun sulit melacak catatan sejarah terkait munculnya dua slogan di atas, Ustaz Muhammad Damami Zein berpendapat bahwa slogan itu muncul karena didikan Kiai Ahmad Dahlan terhadap Soekarno.
Sebagaimana jamak diketahui, Soekarno pernah mengaku sebagai santri dari Kiai Ahmad Dahlan. Paham keagamaannya pun diakuinya sendiri selaras dengan pemahaman berkemajuan Kiai Dahlan.
Sementara itu, Kiai Dahlan memahami ayat 9 sampai ayat 11 Surat Ad Dhuha sebagai pedoman psikologis dari cara beliau menolong kaum dhuafa.
Dalam ayat tersebut, Kiai Dahlan menangkap bahwa kaum dhuafa sejatinya memiliki hati yang sensitif dan tidak ingin orang lain merendahkan diri mereka atas nasib yang mereka miliki.
“Hati orang kecil itu tertutup untuk meminta sekalipun itu butuh. Jadi ini yang dipegang oleh Soekarno melalui konsep penyambung lidah rakyat. Saya yang akan menyambung pesanmu itu, sebagai amanat penderitaan rakyat,” jelas Damami dalam Pengajian Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Sabtu (20/3).
Karena pemahaman inilah Damami yakin Soekarno mewarisi semangat Kiai Dahlan yang kemudian diucapkan melalui slogan Penyambung Lidah Rakyat dan slogan Ampera (amanat penderitaan rakyat).
“Dua kata ini awal-awal sering dikatakan, tapi (Soekarno) belakangan agak lengah. Tapi yang jelas itu betul, sebagai pemimpin, suaramu (rakyat kecil) saya tangkap, lalu saya omongkan,” imbuh Damami.
Hits: 231