MUHAMMADIYAH.IR.ID. YOGYAKARTA– Dua Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Kota Yogyakarta dan Gamping, Sleman lakukan pelantikan Direksi untuk masa bakti 2021 – 2025. Pembacaan Surat Keputusan PP Muhammadiyah dilakukan oleh BPH, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Budi Setiawan dan dilantik oleh dr. Agus Taufiqurrahman, Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Kesehatan.
Acara yang diselenggarakan pada (17/12) di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman ini dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Kesehatan sekaligus Ketua BPH RS PKU Muhammadiyah Gamping dr. Agus Taufiqurrahman, Kepala Dinkes DIY drg. Pembayun Setyaning Astutie, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah sekaligus BPH RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Budi Setiawan, dan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah Muchlas. Serta Direktur terpilih RS PKU Muhammadiyah Gamping dr. Ahmad Faesol dan Direktur RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dr. Mohammad Komarudin.
Haedar Nashir dalam amanatnya menyampaikan tahniah dalam menjalankan amanah bagi direksi baru yang terpilih. Serta berterimakasih kepada direksi paripurna, yang telah mengawal dan membimbing junior dalam kemajuan rumah sakit.
“Alhamdulillah dua rumah sakit ini menjadi rumah sakit yang maju, membanggakan Muhammadiyah dan memberi kemanfaatan yang luas bagi masyarakat,” ucapnya.
Melalui kolaborasi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dengan pemerintah diharapkan bisa membawa kemajuan dalam pelayanan kesehatan. Kolaborasi merupakan sarana maju bersama, untuk membangun dunia kesehatan secara kelembagaan.
Sementara itu, dr. Agus Taufiqurrahman mengapresiasi kepada direksi yang sudah paripurna. Menurutnya, mengabdi di persyarikatan bisa melalui dan di berbagai sektor, termasuk aktif di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Dirinya juga berterimakasih kepada Pimpinan Daerah maupun Wilayah Muhammadiyah setempat yang mendukung kemajuan AUM.
“Kami mohon doa restu melanjutkan dari cita-cita direksi sebelumnya. PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebagai lembaga pelayanan tertua milik Islam, saat ini akan menjadi PKU Reborn,” tuturnya.
Sedangkan PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman akan mengusung tema ‘Reform’ dan menjadi RS pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Selain itu, RS PKU Muhammadiyah Gamping saat ini sedang mengusahakan untuk mendapatkan akreditasi internasional. Jika usaha itu berhasil, maka RS Muhammadiyah akan ada dua yang sudah terakreditasi internasional, di mana sebelumnya sudah ada RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
“Amal usaha ini adalah cara Muhammadiyah memberi yang terbaik untuk anak bangsa yang kita cintai ini”. Tandas dr. Agus.
Sambutan selanjutnya diberikan oleh Dirut RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dr. Mohammad Komarudin. Dokter spesialis anak ini mengungkapkan terima kasih atas dukungan semua pihak. Terlebih dalam konteks Pandemi Covid-19. Dalam situasi seperti itu, sinergi merupakan langkah konkrit dalam menjaga eksistensi lembaga kesehatan milik Muhammadiyah. Pandemi Covid-19 adalah kondisi yang memberi pengalaman untuk meningkatkan layanan kesehatan.
“Sehingga kami memutuskan untuk reborn, untuk menjaga semangat sejak awal berdirinya,” ucapnya.
Pada usia yang sebentar lagi seabad, dr. Komar menekankan bahwa usia yang mapan tidak hanya cukup diperingati dengan seremonial semata. Tetapi harus diimplementasikan dengan jelas, untuk terus dan selalu meningkatkan pelayanan kesehatan. Usaha berkemajuan tidak boleh lekang, hanya karena deret angka usia yang semakin panjang.
Sedangkan, dr. Ahmad Faesol kembali menekan tentang pentingnya kolaborasi. Melalui kolaborasi, PKU Muhammadiyah Gamping berhasil memenuhi cakupan pelayanan kesehatan yang memadai, serta pada sis regulasi PKU Muhammadiyah Gamping berhasil menjadi RS tipe B.
“Dalam menjadi RS pendidikan utama, PKU Gamping sudah melakukan bimtek pada November lalu,” tuturnya
Pada konsep Reform yang diusung RS PKU Muhammadiyah Gamping, akan menyasar pada sisi fisik, seperti pembangunan gedung dan bentuk RS yang artistik. Selain sisi fisik, dr. Faesol juga menyebut Reform yang dilakukan juga pada sisi non-fisik di antaranya dengan agenda transformasi budaya sehat.
“Program selanjutnya adalah pengembangan jaringan rumah sakit yang kita kerjakan melalui kolaborasi dengan PDM Sleman. Sehingga jaringan rumah sakit semakin luas,” imbuhnya.
Apresiasi juga datang dari Dinkes Provinsi DI. Yogyakarta, drg. Pembayun. Menurutnya, pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Muhammadiyah merupakan bagian tidak terpisahkan dari usaha menyehatkan warga – bangsa, terlebih bagi masyarakat DIY. Menyampaikan pesan Gubernur DIY, drg. Pembayun berharap RS terus melakukan inovasi agar memiliki daya saing di tingkat internasional.