MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Memasuki era globalisasi, diaspora manusia atas berbagai factor ke berbagai belahan bumi lainnya semakin tak terelakkan. Persaingan antar bangsa menjadi lebih ketat.
Menghadapi tantangan itu Muhammadiyah mulai menatap program internasionalisasi untuk bersaing menyebarkan gagasan, gerakan, manhaj dan ideologi Persyarikatan sebagai alternatif bagi dunia internasional.
“Kita penting memahami semangat diaspora antar bangsa ituagar tidak terperangkap sebagai muslim apologetik yang saattertinggal merasa menjadi korban dari pemikiran dankonspirasi pihak lain yang membuat kita terkurung di satutempat. Bangsa yang punya etos kerja tinggi, berdiaspora, menguasai IPTEK, akan menguasai dunia,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Sabtu (5/12) dalam acara Internasional Webinar yang digelar LHKI-PCIM.
Program internasionalisasi yang diamantkan dalam Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015 dianggap sebagai keniscayaan Muhammadiyah setelah berhasil membangun pondasi Gerakan yang kokoh selama 100 tahun memberikan amal bakti di dalam negeri.
Tiga Unsur Suksesi Internasionalisasi Muhammadiyah
Membuka forum international webinar ke-1 Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah tersebut, Haedar menekankan pentingnya penyediaan akses diaspora untuk mensukseskan misi internasionalisasi Muhammadiyah.
Pertama, komponen di Persyarikatan terutama PerguruanTingginya menurut Haedar harus mulai menyiapkan prakondisi bagi para kader untuk memiliki mental kompetitif dansifat otokritik.
Sementara itu PCIM yang telah berdiri harus bekerjasamadengan banyak pihak eksternal untuk memudahkan kaderberdiaspora menuju luar negeri.
Kedua, PCIM diharapkan Haedar memiliki berbagai program unggulan, termasuk mulai membangun Amal Usaha Muhammadiyah di luar negeri.
Ketiga, para pimpinan di Persyarikatan menurut Haedar perluuntuk memobilisasi potensi kader dengan cara membukaruang bagi mereka berkiprah di berbagai bidang dari politik, pemerintahan maupun lembaga internasional.
“Buka ruang dan terjemahkan berbagai buku Persyarikatan(dalam bahasa asing). Diaspora kader, program, danpemikiran harus ada akselerasi. Ini harus menghasilkanlangkah-langkah yang konkrit dan strategis,” tutupnya.
Hits: 26