MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar acara seni budaya bertajuk “Kampoeng Kreativitas Nasional Muhammadiyah untuk Negeri” pada tanggal 20-22 Agustus 2021.
Menyampaikan sambutan, Ketua LSBO PP Muhammadiyah Sukriyanto menegaskan bahwa acara ini dimaksudkan untuk memicu kreativitas warga, kader, mubaligh dan pimpinan Muhammadiyah dalam kehidupan keumatan, berbangsa dan bernegara.
“Kreativitas itu adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Siapa yang kreatif, itu yang suatu ketika akan maju dan bisa menjadi lokomotif dari suatu kelompok masyarakat,” pesan Sukriyanto.
Melalui acara ini, Sukriyanto berharap Muhammadiyah kembali memahami dakwah sebagaimana yang dipahami oleh pendirinya yakni Kiai Ahmad Dahlan dengan gerak dinamis, ramah dan memahami konteks (tidak tekstual).
“Ahmad dahlan juga seorang ulama yang kreatif yang tidak membaca Quran hanya secara biasa-biasa. Maka ketika menafsirkan wal ashri bisa membuka cakrawala sedemikian rupa meskipun itu memerlukan waktu yang sangat lama yaitu delapan bulan untuk menafsirkan 3 ayat,” terang Sukriyanto.
“Demikian juga untuk 7 ayat Al-Ma’un, untuk mengungkap kreativitas murid-muridnya. Nah di situ Kiai Dahlan membuka kreativitas murid-muridnya terutama Kiai Syudja’ sehingga diterjemahkan dalam sedemikian rupa,” imbuhnya sembari menyitir terobosan kreatif Kiai Dahlan seperti memajukan martabat perempuan keluar dari belenggu tabu.
Sejak Kiai Dahlan, Muhammadiyah Tidak Pernah Anti Budaya
Sukriyanto menegaskan bahwa sejak masa Kiai Dahlan, Muhammadiyah tidak pernah berpunggungan dengan budaya lokal manapun.
“Muhammadiyah sendiri sejak Kiai Dahlan dulu sudah mengembangkan seni budaya. Mulai dari pembukaan rapat tahunan pertama ada gerungan panembromo. Paduan suara, hampir setiap kongres selalu ada logo dan lagu. Dan untuk melibatkan masyarakat lain selalu lagunya dilombakan sehingga warga Muhammadiyah waktu itu terlibat dalam proses kreatif ini,” ungkap Sukriyanto.
“Tahun 1970-1980an ada ISBM, Ikatan Seniman Budayawan Muhammadiyah. Di sana juga terlibat orang-orang yang hebat misalnya saja Gesang yang jauh sebelumnya itu telah menciptakan lagu Bengawan Solo yang ini menginspirasi bangsa Indonesia bahkan orang-orang Jepang,” ungkap Sukriyanto.
Perjalanan kreatif Muhammadiyah pun sebenarnya terus berkesinambungan baik secara personal melalui tokoh-tokoh struktural seperti Siradj Dahlan, Buya Hamka hingga tokoh kultural Muhammadiyah Emha Ainun Nadjid (Cak Nun) yang kini tetap konsisten produktif.
“Jadi saya berharap kampung kreatif ini bisa mendorong kreativitas paling tidak di internal Muhammadiyah, syukur nanti juga kepada masyarakat dan bangsa. Kreativitas itu dikembangkan dalam sastra, dalam lagu, dalam seni rupa, dalam seni kriya, dalam olahraga yang dulu Muhammadiyah itu olahraganya cukup bagus khususnya di bidang sepakbola dan badminton. Ini nanti bagaimana kita pikirkan untuk bisa kita hidupkan kembali,” harapnya.
Hits: 9