MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Kendati Islam diperkirakan telah masuk ke daerah Darwin pada abad ke-16, kultur yang berlaku di Australia adalah kultur Eropa Barat. Hal ini tidak lepas dari kebijakan Inggris mengirimkan warganya ke Australia pada 1788.
Dalam Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah, Jumat (15/1) Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia, Hamim Jufri menegaskan pentingnya pemahaman budaya setempat dalam berdakwah dan tidak bersifat sporadis atau reaksioner.
“Karena itu PCIM perlu memahami dakwah dengan upaya agar kita bisa mengerti pola hidup orang di sini. Karena itu bisa kita simpulkan bahwa diperlukan dakwah bil-hal yang mampu memberikan longevity, yang bisa bertahan lama dan berlanjut,” kata Hamim.
Pada pengertian ini, misalnya usaha pendirian Muhammadiyah Australia College (MAC). Dirintis sejak 2012, izin pendirian yang semula dirancang di daerah Narre Warren East pada 2017, akhirnya berdiri di daerah berbeda, yakni Killarney Drive Melton Victoria Australia pada 21 Desember 2021 lalu.
MAC yang pembiayaan operasionalnya bersifat mandiri adalah sekolah jenjang TK hingga SD. Memakai kurikulum pendidikan Australia, ke depan MAC mengurus izin untuk jenjang SMP-SMA. Muatan Kemuhammadiyahan termasuk kegiatan Tapak Suci menurutnya bisa disisipkan.
“Ini penting agar kita di sini long term. Untuk jangka panjang. Kita tidak untuk jangka pendek. Sekali berdiri kita kelola dengan baik dan banyak manfaat yang bisa nanti kita berikan baik dari sisi kontribusi kepada masyarakat lokal yang ada di sini, tapi juga kontribusi kepada lembaga-lembaga Muhammadiyah yang ada di Indonesia,” kata Hamim.
“Jadi kita harus berpikir cermat, berpikir pintar dan jangka panjang. Kita punya resource, kita punya kemampuan yang insyaallah kalau itu diberdayakan sedemikian rupa akan menghasilkan sesuatu yang besar. Karena itu suatu usaha untuk mendirikan MAC itu didasarkan pada itu, bahwa dakwah Muhammadiyah di Australia harus berkelanjutan, berlanjut dan harus menyebar,” imbuhnya.
Terakhir, Hamim berpesan agar warga Persyarikatan semakin banyak melihat dunia luar. Termasuk kepada para angkatan muda Muhammadiyah untuk berdiaspora ke luar negeri meluaskan dakwah Persyarikatan.
“Saya kira abad kedua dari gerakan Muhammadiyah yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan ini adalah saat di mana Muhammadiyah memberi dan berkontribusi serta berkompetisi untuk kebaikan di dalam skala global dan semesta,” pungkasnya. (afn)
Hits: 9