MUHAMMADIYAH.OR.ID, SRAGEN — Sebagai usaha melakukan perbaikan umat sampai pada lapisan paling bawah, dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah secara komprehensif – menyeluruh. Ciri tersebut menjadikan dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah bukan hanya berorientasi pada akhirat saja, tapi juga memajukan pada aspek dunia.
Hal itu merupakan rangkuman singkat atas yang disampaikan oleh Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan pada (2/1) di acara Pengajian Ahad Pagi yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Plupuh, Sragen, Jawa Tengah.
Sekaligus, dakwah yang diadakan oleh Muhammadiyah melalui pengajian sebagai usaha menjaga semangat bermuhammadiyah bagi warga Muhammadiyah. Pengajian yang diadakan bukan semata sebagai wahana menimba ilmu, lebih dari itu sebagai kesempatan untuk menjalin silaturahmi dan menjaga semangat warga.
“Muhammadiyah melakukan dakwahnya untuk menyebarkan Agama Islam yang dipahami Muhammadiyah, dan yang kedua untuk memajukan masyarakat dengan cara bergembira dan menggembirakan masyarakat,” ungkapnya.
Bachtiar menjelaskan, dakwah komprehensif yang dipilih oleh Muhammadiyah bukan hanya untuk menyegarkan jiwa atau ruhani, melainkan juga untuk mensejahterakan umat, bahkan rakyat dan kemanusiaan secara umum. Sehingga, dakwah yang ditempuh oleh Muhammadiyah bukan hanya menguatkan keislaman, tapi juga memajukan bangsa, dan kemanusiaan.
Oleh karena itu, sebelumnya harus diperkuat aqidah sebagai pondasi umat dalam memandang dunia. Aqidah yang didalamnya terdapat tauhid sebagaimana dipahami oleh Muhammadiyah adalah tauhid yang fungsional, sehingga tauhid tersebut terimplementasikan dalam gerak yang bermanfaat bagi sekeliling.
“Tauhid yang tidak hanya mengEsakan Allah, yang tidak hanya percaya dan takut kepada Allah, tapi tauhidnya itu juga bermakna secara sosial. Kita tidak hanya diajarkan untuk baik saja kepada Allah,” katanya.
Bachtiar meneruskan, bahwa dalam Muhammadiyah termasuk dalam Islam tidak hanya diperintahkan hanya memperbaiki atau memiliki hubungan baik dengan Allah, tapi juga harus berhubungan baik dengan manusia. Menurutnya, jika demikian keduanya harus beriringan tidak boleh tumpang tindih.
Ia mencontohkan, bahwa seringkali di setiap ayat yang memerintahkan salat akan diikuti dengan perintah berzakat. Hal itu mengindikasikan bahwa, dalam laku umat Islam tidak boleh ‘pincang’ dengan menitik beratkan di salah satu saja, di dunia atau di akhirat saja.
Hits: 32